LAPORAN PRAKTIKUM IV
ZOOLOGI INVERTEBRATA
(AKKC 222)
ANNELIDA
Oleh :
Siti Sarah
(A1C214053)
Kelompok VI A
Dosen Pengasuh :
Drs. Bunda Halang, MT
Drs. Dharmono, M.Si
Mahrudin, S.Pd, M.Pd
M. Arsyad, S.Pd, M.Pd
Amalia Rezeki, S.Pd, M.Pd
Asisten :
Dela Aprilia
Lesman
M. Lutvi Ansari, S.Pd
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET 2015
PRAKTIKUM IV
Topik : Annelida
Tujuan
: Mengamati dan menyebutkan
ciri-ciri morfologi dari cacing tanah.
Hari / Tanggal :
Kamis/ 12 Maret 2015
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM
Banjarmasin
I. ALAT DAN BAHAN
a)
Alat :
1.
Jarum pentol
2. Pinset
3. Lup
4. Baki
5. Sterofoam
b)
Bahan :
1.
Cacing tanah (Pheretima sp)
2. Lintah (Hirudo medicinalis)
II. CARA KERJA
- Meletakkan cacing tanah di atas sterofoam.
- Mengamati morfologi dari cacing tanah.
- Menghitung jumlah segmen dari daerah prostomium sampai klitelum dan menghitung jumlah segmen dari prostonium sampai aboral pada cacing tanah, letak mulut, letak anus, dan segmen kliteliumnya.
- Menggambar dan memberi keterangan pada cacing tanah.
- Begitu juga dengan lintah menghitung total segmen, letak anus dan mulut.
III. TEORI DASAR
Annelida berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Annulus “ artinya cincin kecil
dan “ Oides “ artinya bentuk. Jadi Annelida berarti cacing yang berbentuk
cincin. Annelida terbagi atas tiga kelas yaitu
chaetopoda yang terdiri dari 2 ordo yaitu Oligochaeta dan
polychaeta. Pheretima termasuk ke
dalam ordo Oligochaeta yang
terbagi atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat mulut/prostonium dan
badan bagian posterior terdapat anus. Pada beberapa spesies cacing tanah
memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan letak klitelium pun berbeda.
Annelida ditandai dengan adanya setae.
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi yang khusus untuk mengambil O2
dan membuang CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran
pada seluruh permukaan tubuh. Alat pembuangan kotoran berupa suatu alat yang
disebut Nephridia terdapat pada tiap-tiap ruas, kecuali ruas 1 sampai dengan 3
dan ruas terakhir. Phylum Annelida terdiri dari 6500 spesies.
Cacing yang
termasuk phylum Annelida berbeda dengan cacing lainnya,
yaitu :
1.
Rongga
tubuh, saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan coelom yang sebenarnya,
dilapisi oleh epidermis yang biasa disebut peritoneum.
2.
Tubuh
terbagi atas ruas-ruas yang sering disebut metameri atau somit atau gelang.
3.
Pada
bagian anterior terdapat ruas prae oral, yang disebut prostomium.
4.
Sistem
saraf terdiri atas sepasang ganglion, dimana tiap-tiap ganglion dihubungkan
oleh sepasang saraf sehingga disebut system saraf tangga tali.
5.
Tubuh
dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari chitine.
6.
Pada rongga tubuh terdapat sekat chitine yang
disebut septum.
Hewan-hewan
ini memiliki sistem digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat
metamerik baik seluruhnya ataupun sebagian. Sebagian besar Annelida memiliki
sistem pembuluh yang di dalamnya terdapat arah yang bersikulasi.
Hewan ini bersifat diesius atau
hermaprodit, walaupun pada beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Dan
kebanyakan Annelida menghasilkan larva yang bersilia.
Phylum Annelida terdiri atas tiga kelas yaitu kelas
Chaetopoda yang terdiri dari dua ordo di antaranya Polychaeta dan Oligochaeta,
kelas Archiannelida dan kelas Hirudinae.
Kelas I : Chaetopoda
Hidup
dalam air laut, tawar atau tanah yang basah. Adanya ruas mudah dilihat sehingga
setiap ruas dipisahkan oleh septa. Mempunyai coelom yang sebenarnya.
Ordo
1 : Polychaeta
Hidup
dalam air laut, mempunyai banyak setae. Sebagai contoh : Nereis virens.
Jenis kelamin terpisah dan larvanya disebut larva trochophor. Larva trochophor
adalah larva yang tidak dapat bergerak sendiri hanya terbawa oleh plankton.
Ordo
2 : Olygochaeta
Sebagian
besar hidup di tanah yang basah dan air tawar. Oligochaeta hanya mempunyai
sedikit setae dan sedikit parapoda. Pada bagian kepala tidak ada appendage
(tambahan), hermaphrodit dan tidak mempunyai larva trochophor. Contoh :
Lumbricus terrestris dan Pheretima sp.
Pada tingkat tertentu dapat menyuburkan tanah, karena lorong-lorong yang dapat
diisi udara (O2) dan sisa-sisa kotorannya.
Kelas II : Archiannelida
Merupakan annelida laut yang kecil tidak mempunyai setae,
tidak mempunyai parapoda. Contoh : Pollygordius appendiculatus.
Kelas III : Hirudane
Merupakan
annelida pipih dorso ventral, tidak mempunyai prostomium. Biasanya tubuh
terdiri dari 32 segmen, mempunyai alat penghisap, pada akhir posterior tubuh
tidak mempunyai setae, parapoda dan hermaphrodit. Coelomnya kecil karena tidak
mempunyai jaringan mesenkim. Sebagai contoh : Hirudo medicinalis.
IV. HASIL PENGAMATAN
A.1 Tabel Hasil Pengamatan Cacing Tanah
No.
|
Yang diamati
|
Keterangan
|
1.
|
Panjang cacing tanah
|
9 cm
|
2.
|
Jumlah total segmen
|
131 segmen
|
3.
|
Letak mulut
|
Dari segmen ke 1-segmen ke 7
|
4.
|
Letak klitelium
|
Dari segmen ke 7- segmen ke 16
|
5.
|
Letak anus
|
Darisegmen ke 125-segmen ke 131
|
6.
|
Lubang muara duktus spermaticus
|
Berada di segmen ke 17
|
7.
|
Jari-jari cacing tanah (r)
|
0,2 cm
|
8.
|
Keliling cacing tanah
|
Rumus : K= 2 x π x r
Ket: π= 22/7 atau 3,14
|
K= 2 x 3,14 x 0,2 cm
= 1,256 cm
|
A.2 Gambar Hasil Pengamatan
ANALISIS DATA
1. Cacing tanah (Pheretima sp.)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Oligochaeta
Ordo : Opisthopora
Familia : Pheretimanidae
Genus : Pheretima
Spesies : Pheretima sp.
Menurut (Hegner & Engemann,
1968)
Pheretima
sp termasuk dalam phylum Annelida dari
kelas chaetopoda dengan ordo oligochaeta. Tubuh Pheretima sp berbentuk silindris panjang. Menurut pengamatan kami terhadap cacing tanah, jumlah total segmen (panjangnya dari protonium sampai aboral) 9 cm memiliki
jumlah sigmen sebanyak 131 sigmen. Mulut
terletak dari segmen ke 1- segmen ke 7, klitelium terletak dari segmen ke 7 –
segmen ke 16, dan anus terletak dari segmen ke 125- segmen ke 131. Lubang muara duktus spermaticus berada pada duktus ke 17
Cacing tanah yang kami amati memiliki keliling 1,256 cm dengan jari-jari 0,2 cm,
serta lubang muara duktus spermaticus.
.Bagian ujung anterior tubuhnya tajam, sedangkan bagian
ujung posteriornya lebih tumpul. Tiap-tiap segmen pada tubuhnya selain pada
bagian mulut dan anus dilengkapi dengan setae. Pada ujung bagian anterior
terdapat mulut, dan pada ujung bagian posterior yaitu segmen terakhir terdapat
anus. Pada tubuhnya juga terdapat
klitelium, yaitu bagian yang terlihat tebal. Letak klitelium tergantung dengan
ukuran tubuh cacing, pada casing dewasa biasanya klitelium terletak antara
segmen ke 18 sampai ke 26. Cacing ini berwarna merah kehitaman yang merupakan hewan hermafrodit, artinya mempunyai 2 alat
kelamin dalam satu tubuh. Bereproduksi
secara seksual.
Sebagian besar hidupnya di air tawar atau di darat, yaitu pada tanah yang
mengandung humus. Pada setiap segmen terdapat beberapa setae atau bulu yang
membungkus seluruh permukaan tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak karena
adanya otot.
Berdasarkan
literatur Pheretima
sp. Adalah hewan dari phylum Annelida dari kelas Chaetopoda dengan ordo Oligochaeta. Hewan ini
sangat sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sering di
manfaatkan sebagai umpan pancingan. Species ini memiliki ciri-ciri tubuh :
bagian ujung anteriornya tajam, sedangkan bagian ujung posteriornya lebih
tumpul. Cacing ini hidup pada air tawar, didarat dan pada tanah-tanah yang
mengandung humus. Mengenai sistem sarafnya, peredaran darahnya, sistem ekskresi
dan gerakannya sama dengan Polychaeta. Hanya bedanya pada tiap segmen tidak
mempunyai alat peraba mata. Tiap-tiap segmen (kecuali segmen pertama dan
terakhir) dilengkapi dengan setae. Mulutnya terletak di bagian anterior dekat
dengan prostomium. klitelium yang berfungsi pada waktu akan melakukan
perkawinan. Pada segmen terakhir terdapat anus dan biasa disebut anal anus.
Bereproduksi secara seksual. tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa
setae pada pada setiap ruas. Terdapat mulut pada bagian anteriornya di segmen
pertama dan anus pada bagian posteriornya.
Alat
perkembangbiakan generatifnya disebut klitelium Perkembangbiakan generatifnya dengan
jalan memotong diri. Jumlah. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara
lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Ciri – ciri dari cacing tanah adalah :
1. Mempunyai bulu-bulu setal yang sedikit.
2. Jenisnya hermafrodit artinya mempunyai 2 alat
kelamin dalam satu tubuh.
3. Beberapa spesies berukuran tubuh
besar, dan mempunyai panjang tubuh
sampai 3 m.
Cacing ini tidak mempunyai alat respirasi yang
khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas
respirasi ini melalui membran pada seluruh permukaan tubuh. Oleh karena itu di
bawah kutikula terdapat banyak pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran O2
dan CO2.
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh
manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus,
Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing
tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan
Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal
dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan.
Manfaat :
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik
sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur
dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan
meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga
cacing tanah dapat digunakan sebagai:
1. Bahan Pakan
Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
2. Bahan Baku
Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
3. Makanan
Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
4.
Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
1.
Stuktur
dan Fungsi
Tubuh Pheretima sp. berbentuk
silindris panjang, dapat mencapai panjang tubuh hingga 150 mm. Pada bagian
ujung anterior terdapat tonjolan yang disebut prostomium yang setelahnya
terdapat mulut. Pada ruas ke 16 Tiap-tiap ruas terdapat setae yang membungkus
seluruh permukaan tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak karena adanya otot
retractor dan protractor. Tubuh terbungkus oleh kutikula yang transparan guna
melindungi tubuh dari gangguan fisis atau khemis. Pada kutikula terdapat
kantung-kantung kelenjar yang mengeluarkan cairan sehingga tubuh selalu
mengkilat. Mulutnya berbentuk sabit dan terletak pada bagian belakang ventral
dari prostomium. Sedangkan anus terdapat pada ruas yang paling akhir.
2.
Sistem Ekskresi
Alat pembuangan kotoran berupa suatu alat yang
disebut nefridia terdapat pada tiap-tiap ruas. Saluran nefridia yang bersilia
yang disebut nephrostome pada ruas sebelah muka, sedang saluran lainnya
berbelit-belit pada ruas yang belakang. Silia pada nephrostome menyebabkan
adanya cairan yang menggiring cairan di dalam coelom dan masuk ke saluran yang
membelit yang selanjutnya akan dibuang di muara pada permukaan tubuh.
3.
Sistem Pencernaan
Alat pencernaan terdiri atas : Rongga mulut,
Pharinx, Oesophagus, Crop (provenriculus), Gizzard atau ventriculus, berdinding
tebal, Intestinum dan berakhir dengan anus. Usus merupakan saluran yang
silindirs tetapi dinding sebelah dorsal melekuk dalam dan disebut dengan
Typhlosole. Sekitar saluran pencernaan sebelah dorsal antara pembuluh darah
terdapat sel-sel Chloragogen yang membantu proses penghancuran makanan dan
membantu alat ekskresi.
Sekitar
oesophagus terdapat kelenjar Calciferous yang menghasilkan cairan Ca
yangberguna untuk menetralisir makanan. Makanan cacing tanah terdiri atas
daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang ada di dalam tanah.
Materi-meteri tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari di mana hewan tersebut
aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanahdengan ekornya.
Tanah yang mengandung sisa-sisa makanan ditelan masuk mulut pharynx, di sini
terdapat sekresi dari kelenjar Calciferous yangberfungsi untuk menetralisir
makanan yang bersifat asam. Gizzard sebagai alat penggiling bekerja
menghancurkan bahan-bahan makanan yang bercampur dengan tanah. Pda akhirnya
zat-zat makanan akan diserap oleh pembuluh darah dan sisa-sisa zat makanan akan
di buang.
4.
Sistem Peredaran Darah
Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan bagian-bagian
benda yang melayang yang disebut Corpuscula. Warna merah dari darah disebabkan
oleh hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Saluran darah yang penting :
a.
Saluran darah dorsal atau
saluran supra intestinal,
b.
Saluran darah ventral atau
saluran darah sub intestinal,
c.
Saluran darah bawah batang
syaraf atau subneural,
d.
Sepasang saluran darah lateral
batang syaraf,
e.
Lima pasang jantung yang
menghubungkan saluran darah ventral dan saluran darah dorsal,
f.
Dua saluran integumen usus dan
saluran integumen nephridia,
g.
Saluran cabang dari saluran
darah ventral ke nephridia, dan dinding tubuh,
h.
Saluran parietal menghubungkan
saluran darah dorsal ke saluran di bawah batang syaraf,
i.
Saluran
cabang dari saluran darah dorsal ke usus,
j.
Saluran darah typhlosole yang
menghubungkan diri dengan saluran darah dorsal.
Saluran darah dorsal dan jantung menetukan aliran
darah. Kedua saluran darah tersebut mempunyai otot dinding yang kuat menekan
darah maju ke muka. Jadi darah akan mengalir dari belakang ke muka pada saluran
darah dorsal. Untuk menjaga akan kembalinya darah dari muka ke belakang
kembali, saluran darah mempunyai klep. Di dalam jantung juga terdapat klep
untuk menjaga darah agar tidak kembali. Selanjutnya darah yang mengalir dari
saluran darah dorsal masuk ke jantung dan sebagian darah terus dipmpa ke muka.
Jantung memompa darah dari saluran darah dorsal ke saluran ventral, selanjutnya
dipompa ke seluruh tubuh dan akan kembali ke saluran darah lateral batang
syaraf. Aliran darah pada saluran di bawah batang syaraf darianterior ke
poatrerior kemudian naik ke atas melalui saluran parietal.
Dengan adanya saluran darah di dekat batang syaraf
maka system syaraf selalu mendapat darah yang bersih. Untuk mengangkut
kotoran-kotoran di antara jarringan-jaringan yang belum diangkut oleh pembuluh
vena, dilakukan oleh pembuluh limfa, di mana pembuluh limfa menyerahkan kotoran
tersebut melalui pembuluh darah di berikan ke alat ekskresi untuk selanjutnya
di buang.
5.
Sistem
Respirasi
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi khusus
untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi
dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh.oleh karena itu dibawah
kutikula banyak terdapat pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2
dan O2.
6.
Sistem
Syaraf
Terdiri
dari sentral yang terdiri dari dua bagian, termasuk pada bagian dorsal dan
disebut otak atau ganglion suprapharyngeal. Ganglion tersebut dihubungkan
dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang
terletak di bawah pharynx.
Dari
bagian itulah akan menjadi batang syaraf sepanjang tubuh dimana pada tiap-tiap
ruas akan menjalar syaraf-syaraf peripher yang terdiri atas syaraf afferent dan
syaraf efferent (datang). Afferent timbul dari sel syaraf motoris, sedang
syaraf yang berasal dari sel syaraf pada epidermis berfungsi sebagai syaraf
sensoris. Sel perasa dilengkapi dengan rambut syaraf yang melewati kutikula
sehingga dapat mencapai dinia luar. Alat perasa tersebut peka terhadap sinar
dan rangsangan lain.
7.
Sistem
Reproduksi
Pada sebuah ruas dari cacing tanah terdapat muara
saluran Vas deferens (saluran sperma). Muara tersebut besar dan membentuk suatu
bibir sedang lubang muara oviduct kecil dan bulat terdapat pada ruas yang
lainnya. Dari lubang tersebut nantinya akan keluar telur. Dua ekor cacing tanah
melekatkan diri dan saling membuahi. Lubang nephridia terdapat pada setiap
segmen kecuali segmen satu dan terakhir. Dan letak nephridia tersebut adalah
antara setae lateral dan setae ventro lateral. Alat reproduksi terdiri dari alat
kelamin jantan dan betina yang terdapat pada seekor hewan cacing tanah. Alat
betina terdiri dari sepasang ovaria. Sepasang oviduct berhubungan dengan suatu
saluran terbuka bersilia, kemudian oviduct membesar pada kantung telur dan
terbuka sebelah luar. Kecuali itu terdapat sepasang receptaculum seminalis atau
spermatheca. Alat kelamin jantan terdiri dari dua testis yang berbentuk
menjari. Dan vasa diferentis sebagai kelanjutan saluran yang bersilia dan
menuju arah luar. Terdapat sepasang vesicular seminalis dan dua pusat
resenvoir. Pembuahan tidak akan terjadi tetapi selalu bersilang, yakni pada
waktu dua hewan cacing tanah mengadakan kopulasi. Dua cacing tanah akan bersatu
dengan membuat sabuk coccon yang berasal dari zat perekat yang dikeluarkan oleh
kelenjar di daerah clitellum.
2. Lintah (Hirudo medicinalis)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Clitellata
Subclass : Hirudo
medicinalis
Ordo : Arhynchobdellae
Family : Hirudinidae
Spesies : Hirudo
medicinalis.
(Sumber:
Pechenik, 2005)
Berdasarkan pengamatan lintah memiliki Bentuk tubuh pipih dan
segmen-segmennya jelas. Paanjang lintah 9 cm, dengan jumlah total segmen
sebanyak 92 segmen. Anus terletak dari segmen ke 83 – segmen ke
92, sedangkan mulut terletak dari segmen pertama - segmen ke 7. Tidak memiliki rambut atau parapodia / setae,
tidak tertutup kutikula yang dihasilkan epidermis. Memiliki alat penghisap pada
bagian anterior dan posterior yang berguna untuk mengisap darah dan melekatkan
diri pada tubuh mangsanya. Tergolong hewan hermafrodit, lubang genetalia jantan
terletak di muka lubang genetalia betina. Sistem pencernaan terdiri dari mulut,
faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Pernafasan berlangsung melalui kulit dan
pengeluaran (eksresi) melalui nefridium yang terdapat pada setiap segmen. Hewan
ini mempunyai kelenjar ludah yang mnghasilkan sekret yang mengandung bahan anti
koagulasi (mencegah penggumpalan darah) dinamakan Hirudin.
Berdasarkan
literatur lintah sebenarnya tidak mirip dengan
anggota annelida lainnya. Lintah memiliki jumlah segmen yang tetap (biasanya
34). Tubuh rata pada bagian dorsoventral, tidak memiliki seta, tidak memiliki
parapodia, serta memiliki alat penghisap di bagian anterior (depan) dan posterior
(belakang). Pada beberapa bagian spesies, selom tidak dibagi oleh septa, dan
selom telah diisi oleh jaringan penghubung dan otot.
Lintah tergolong hermafrodit, dan perkembangbiakannya
sama seperti oligochaeta. Lintah, umumnya ditemukan di habitat air tawar,
tetapi sebagian kecil ditemukan di laut dan darat. Apabila di darat biasanya
dalam kondisi tempat yang hangat dan lembab. Lintah termasuk karnivora karena
memakan avertebrata kecil lainnya, tetapi beberapa jenis lintah merupakan
parasit penyedot darah hewan lain, termasuk manusia. Panjang lintah berkisar
antara 1-3 cm.
Spesies lintah parasit akan mensekresikan hirudin
yang berfungsi mempertahankan darah inang supaya tidak menggumpal. Biasanya
lintah mengisap darah sampai sepuluh kali berat tubuhnya. Setelah mengisap
sebanyak itu, lintah dapat bertahan selama berbulan-bulan tanpa makan.
Selama berabad-abad, ahli kesehatan
menggunakan lintah untuh pengobatan karena lintah dipercaya dapat mengendalikan
penyakit yang disebabkan oleh kelebihan darah. Akhir-akhir ini, banyak ahli
bedah yang tertarik menggunakan lintah untuk membantu melekatkan kembali tangan
atau jari yang luka parah. Hal itu dikarenakan lintah ternyata mampu mengontrol
pembengkakan dengan lebih baik pada tangan atau bagian tubuh yang mengalami
penyambungan ulang daripada ahli bedah (karena vena yang akan disambung ulang
itu berukuran kecil). Selain itu, para ahli juga tertarik dengan adanya zat
antikoagulan (antipembekuan) yang terdapat pada lintah dan biasanya dikeluarkan
ketika lintah tersebut
makan.
VI.
KESIMPULAN
A. Cacing
tanah (Pheretima sp)
1. Dari hasil pengamatan cacing tanah terdiri
atas mulut, klitelium, setae, segmen, anus, bagian anterior dan bagian
posterior.
2. Menurut pengamatan kami terhadap cacing
tanah, jumlah total segmen (panjangnya dari protonium sampai aboral) 9 cm memiliki jumlah sigmen sebanyak 131 sigmen. Mulut terletak dari segmen ke 1- segmen ke 7,
klitelium terletak dari segmen ke 7 – segmen ke 16, dan anus terletak dari
segmen ke 125- segmen ke 131. Cacing tanah yang kami amati memiliki keliling
1,256 cm dengan jari-jari 0,2 cm dan letak lubang muara duktus spermaticus ada
disegmen ke 7.
3.
Annelida terbagi atas 3 yaitu Chaetopoda yang terdiri dari dua ordo
yaitu Oligochaeta dan
Polichaeta, Archiannelida, dan
Hirudinae.
4.
Pheretima
sp. termasuk ke dalam kelas Chaetopoda
dalam ordo Oligochaeta
5.
Ciri-ciri
dari Pheretima sp. antara lain bagian
anterior, posterior, kepala, mulut, segmen, klitelium dan anus.
6.
Cacing
tanah ini berwarna merah kehitaman yang merupakan hewan hermafrodit, artinya mempunyai 2 alat kelamin dalam satu
tubuh.
7.
Sebagian
besar cacing ini dapat hidup di air tawar atau di darat, yaitu pada tanah yang
mengandung humus.
B.
Lintah ( Hirudo
medicinalis)
1.
Menurut pengamatan kami lintah memiliki Bentuk tubuh pipih dan segmen-segmennya jelas. Paanjang
lintah 9 cm, dengan jumlah total segmen sebanyak 92 segmen. Anus terletak dari
segmen ke 83 – segmen ke 92, sedangkan mulut terletak dari segmen pertama - segmen ke 7.
2. Lintah tidak memiliki rambut atau
parapodia / setae, tidak tertutup kutikula yang dihasilkan epidermis. Memiliki
alat penghisap pada bagian anterior dan posterior yang berguna untuk mengisap
darah dan melekatkan diri pada tubuh mangsanya. Tergolong hewan hermafrodit,
3.
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum,
anus.
4.
Pernafasan berlangsung melalui kulit dan pengeluaran (eksresi) melalui
nefridium yang terdapat pada setiap segmen. Hewan ini mempunyai kelenjar ludah
yang mnghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah
penggumpalan darah) dinamakan Hirudin.
5.
Akhir-akhir ini lintah digunakan untuk terapi yang disebut terapi lintah.
banyak ahli bedah yang tertarik menggunakan lintah
untuk membantu melekatkan kembali tangan atau jari yang luka parah. Hal itu
dikarenakan lintah ternyata mampu mengontrol pembengkakan dengan lebih baik
pada tangan atau bagian tubuh yang mengalami penyambungan ulang daripada ahli
bedah (karena vena yang akan disambung ulang itu berukuran kecil). Selain itu,
para ahli juga tertarik dengan adanya zat antikoagulan (antipembekuan) yang
terdapat pada lintah dan biasanya dikeluarkan ketika lintah tersebut makan.
VII. DAFTAR PUSTAKA
A. Daftar pustaka buku
Bunda Halang, Dharmono, Mahruddin, M. Arsyad, dan Amalia Rezeki. 2015. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. FKIP Unlam Banjarmasin.
Hegner,
Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London :
The Macmillan Company Collier-Macmilllan
Limited.
Radiopoetro, 1983. Zoologi invertebrata. Jakarta: Erlangga
Jasin,
Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan. Surabaya:
Sinar Wijaya.
B. Daftar pustaka gambar
Anonim a. 2015. http://www.bioloyjunction/
eartworm_dissection.html.Diakses
pada tanggal 16 Maret 2015.
Anonim b. 2015. http://free.vlsm.org/sponsor/Praweda/Biologi/Image.jpg.
Diakses pada tanggal 16 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar