Selasa, 05 Mei 2015

Zoologi Invertebrata- Annelida



LAPORAN PRAKTIKUM IV
ZOOLOGI INVERTEBRATA
(AKKC 222)
ANNELIDA
Oleh :
Siti Sarah
(A1C214053)
Kelompok VI A

Dosen Pengasuh :
Drs. Bunda Halang, MT
Drs. Dharmono, M.Si
Mahrudin, S.Pd, M.Pd
M. Arsyad, S.Pd, M.Pd
Amalia Rezeki, S.Pd, M.Pd

   Asisten :
                                                    Dela Aprilia Lesman
M. Lutvi Ansari, S.Pd
                                                                    
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET 2015
PRAKTIKUM IV
Topik                  :  Annelida
Tujuan                : Mengamati dan menyebutkan ciri-ciri morfologi dari cacing tanah.
Hari / Tanggal    :  Kamis/ 12 Maret  2015
Tempat               :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.    ALAT DAN BAHAN
a)      Alat     :
1.      Jarum pentol
2.      Pinset                                     
3.      Lup                                                     
4.      Baki
5.      Sterofoam                                                                                                                      
b)      Bahan  :
1.    Cacing tanah (Pheretima sp)
2.  Lintah (Hirudo medicinalis)

II. CARA KERJA
  1. Meletakkan cacing tanah di atas sterofoam.
  2. Mengamati morfologi dari cacing tanah.
  3. Menghitung jumlah segmen dari daerah prostomium sampai klitelum  dan menghitung jumlah segmen dari prostonium sampai aboral pada cacing tanah, letak mulut, letak anus, dan segmen kliteliumnya.
  4. Menggambar dan memberi keterangan pada cacing tanah.
  5. Begitu juga dengan lintah menghitung total segmen, letak anus dan mulut.

III. TEORI DASAR

Annelida berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Annulus “ artinya cincin kecil dan “ Oides “ artinya bentuk. Jadi Annelida berarti cacing yang berbentuk cincin. Annelida terbagi atas tiga  kelas yaitu chaetopoda yang terdiri dari 2 ordo yaitu Oligochaeta dan polychaeta. Pheretima termasuk ke dalam ordo Oligochaeta yang terbagi atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat mulut/prostonium dan badan bagian posterior terdapat anus. Pada beberapa spesies cacing tanah memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan letak klitelium pun berbeda. Annelida ditandai dengan adanya setae.
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi yang khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh. Alat pembuangan kotoran berupa suatu alat yang disebut Nephridia terdapat pada tiap-tiap ruas, kecuali ruas 1 sampai dengan 3 dan ruas terakhir. Phylum Annelida terdiri dari 6500 spesies.
Cacing yang termasuk phylum Annelida berbeda dengan cacing lainnya,
yaitu :
1.         Rongga tubuh, saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan coelom yang sebenarnya, dilapisi oleh epidermis yang biasa disebut peritoneum.
2.         Tubuh terbagi atas ruas-ruas yang sering disebut metameri atau somit atau gelang.
3.         Pada bagian anterior terdapat ruas prae oral, yang disebut prostomium.
4.         Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion, dimana tiap-tiap ganglion dihubungkan oleh sepasang saraf sehingga disebut system saraf tangga tali.
5.         Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari chitine.
6.          Pada rongga tubuh terdapat sekat chitine yang disebut septum.
Hewan-hewan ini memiliki sistem digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat metamerik baik seluruhnya ataupun sebagian. Sebagian besar Annelida memiliki sistem pembuluh yang di dalamnya terdapat arah yang bersikulasi.
 Hewan ini bersifat diesius atau hermaprodit, walaupun pada beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Dan kebanyakan Annelida menghasilkan larva yang bersilia.
Phylum Annelida terdiri atas tiga kelas yaitu kelas Chaetopoda yang terdiri dari dua ordo di antaranya Polychaeta dan Oligochaeta, kelas Archiannelida dan kelas Hirudinae.

Kelas I : Chaetopoda

Hidup dalam air laut, tawar atau tanah yang basah. Adanya ruas mudah dilihat sehingga setiap ruas dipisahkan oleh septa. Mempunyai coelom yang sebenarnya.
Ordo 1 : Polychaeta
Hidup dalam air laut, mempunyai banyak setae. Sebagai contoh : Nereis virens. Jenis kelamin terpisah dan larvanya disebut larva trochophor. Larva trochophor adalah larva yang tidak dapat bergerak sendiri hanya terbawa oleh plankton.
Ordo 2 : Olygochaeta
Sebagian besar hidup di tanah yang basah dan air tawar. Oligochaeta hanya mempunyai sedikit setae dan sedikit parapoda. Pada bagian kepala tidak ada appendage (tambahan), hermaphrodit dan tidak mempunyai larva trochophor. Contoh : Lumbricus terrestris dan Pheretima sp. Pada tingkat tertentu dapat menyuburkan tanah, karena lorong-lorong yang dapat diisi udara (O2) dan sisa-sisa kotorannya.

Kelas II : Archiannelida

Merupakan annelida laut yang kecil tidak mempunyai setae, tidak mempunyai parapoda. Contoh : Pollygordius appendiculatus.




Kelas III : Hirudane
Merupakan annelida pipih dorso ventral, tidak mempunyai prostomium. Biasanya tubuh terdiri dari 32 segmen, mempunyai alat penghisap, pada akhir posterior tubuh tidak mempunyai setae, parapoda dan hermaphrodit. Coelomnya kecil karena tidak mempunyai jaringan mesenkim. Sebagai contoh : Hirudo medicinalis.

IV. HASIL PENGAMATAN

A.1 Tabel Hasil Pengamatan Cacing Tanah
No.
Yang diamati
Keterangan
1.
Panjang cacing tanah
9 cm
2.
Jumlah total segmen
131 segmen
3.
Letak mulut
Dari segmen ke 1-segmen ke 7
4.
Letak klitelium
Dari segmen ke 7- segmen ke 16
5.
Letak anus
Darisegmen ke 125-segmen ke 131
6.
Lubang muara duktus spermaticus
Berada di segmen ke 17
7.
Jari-jari cacing tanah (r)
0,2 cm
8.
Keliling cacing tanah
Rumus : K= 2 x π x r
Ket: π= 22/7 atau 3,14
K= 2 x 3,14 x 0,2 cm
  = 1,256 cm




A.2 Gambar Hasil Pengamatan
ANALISIS DATA
1. Cacing tanah (Pheretima sp.)
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Annelida
Classis             : Oligochaeta
Ordo                : Opisthopora
Familia            : Pheretimanidae
Genus              : Pheretima
Spesies            : Pheretima sp.
Menurut (Hegner & Engemann, 1968)
            Pheretima sp termasuk dalam  phylum Annelida dari kelas chaetopoda dengan ordo oligochaeta. Tubuh Pheretima sp berbentuk silindris panjang. Menurut pengamatan kami terhadap cacing tanah, jumlah total segmen (panjangnya dari protonium sampai aboral) 9 cm memiliki jumlah sigmen sebanyak 131 sigmen. Mulut terletak dari segmen ke 1- segmen ke 7, klitelium terletak dari segmen ke 7 – segmen ke 16, dan anus terletak dari segmen ke 125- segmen ke 131. Lubang muara duktus spermaticus berada pada duktus ke 17 Cacing tanah yang kami amati memiliki keliling 1,256 cm dengan jari-jari 0,2 cm, serta lubang muara duktus spermaticus.  
            .Bagian ujung anterior tubuhnya tajam, sedangkan bagian ujung posteriornya lebih tumpul. Tiap-tiap segmen pada tubuhnya selain pada bagian mulut dan anus dilengkapi dengan setae. Pada ujung bagian anterior terdapat mulut, dan pada ujung bagian posterior yaitu segmen terakhir terdapat anus. Pada tubuhnya juga  terdapat klitelium, yaitu bagian yang terlihat tebal. Letak klitelium tergantung dengan ukuran tubuh cacing, pada casing dewasa biasanya klitelium terletak antara segmen ke 18 sampai ke 26. Cacing ini berwarna merah kehitaman yang merupakan hewan hermafrodit, artinya mempunyai 2 alat kelamin dalam satu tubuh. Bereproduksi secara seksual.
Sebagian besar hidupnya di air tawar atau di darat, yaitu pada tanah yang mengandung humus. Pada setiap segmen terdapat beberapa setae atau bulu yang membungkus seluruh permukaan tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak karena adanya otot.
            Berdasarkan literatur Pheretima sp. Adalah hewan dari phylum Annelida dari kelas Chaetopoda dengan ordo Oligochaeta. Hewan ini sangat sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sering di manfaatkan sebagai umpan pancingan. Species ini memiliki ciri-ciri tubuh : bagian ujung anteriornya tajam, sedangkan bagian ujung posteriornya lebih tumpul. Cacing ini hidup pada air tawar, didarat dan pada tanah-tanah yang mengandung humus. Mengenai sistem sarafnya, peredaran darahnya, sistem ekskresi dan gerakannya sama dengan Polychaeta. Hanya bedanya pada tiap segmen tidak mempunyai alat peraba mata. Tiap-tiap segmen (kecuali segmen pertama dan terakhir) dilengkapi dengan setae. Mulutnya terletak di bagian anterior dekat dengan prostomium. klitelium yang berfungsi pada waktu akan melakukan perkawinan. Pada segmen terakhir terdapat anus dan biasa disebut anal anus. Bereproduksi secara seksual. tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa setae pada pada setiap ruas. Terdapat mulut pada bagian anteriornya di segmen pertama dan anus pada bagian posteriornya.
            Alat perkembangbiakan generatifnya disebut klitelium Perkembangbiakan generatifnya dengan jalan memotong diri. Jumlah. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.  Ciri – ciri dari cacing tanah adalah :
1. Mempunyai bulu-bulu setal yang sedikit.
2. Jenisnya hermafrodit artinya mempunyai 2 alat kelamin dalam satu tubuh.
3. Beberapa spesies berukuran tubuh besar, dan mempunyai panjang tubuh       sampai 3 m.
Cacing ini tidak mempunyai alat respirasi yang khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi ini melalui membran pada seluruh permukaan tubuh. Oleh karena itu di bawah kutikula terdapat banyak pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran O2 dan CO2.
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan.
Manfaat :
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
1. Bahan Pakan Ternak
 Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing   tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
2. Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
3. Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
4. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
 Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam,    menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
1.        Stuktur dan Fungsi
Tubuh Pheretima sp. berbentuk silindris panjang, dapat mencapai panjang tubuh hingga 150 mm. Pada bagian ujung anterior terdapat tonjolan yang disebut prostomium yang setelahnya terdapat mulut. Pada ruas ke 16 Tiap-tiap ruas terdapat setae yang membungkus seluruh permukaan tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak karena adanya otot retractor dan protractor. Tubuh terbungkus oleh kutikula yang transparan guna melindungi tubuh dari gangguan fisis atau khemis. Pada kutikula terdapat kantung-kantung kelenjar yang mengeluarkan cairan sehingga tubuh selalu mengkilat. Mulutnya berbentuk sabit dan terletak pada bagian belakang ventral dari prostomium. Sedangkan anus terdapat pada ruas yang paling akhir.
2.             Sistem Ekskresi
Alat pembuangan kotoran berupa suatu alat yang disebut nefridia terdapat pada tiap-tiap ruas. Saluran nefridia yang bersilia yang disebut nephrostome pada ruas sebelah muka, sedang saluran lainnya berbelit-belit pada ruas yang belakang. Silia pada nephrostome menyebabkan adanya cairan yang menggiring cairan di dalam coelom dan masuk ke saluran yang membelit yang selanjutnya akan dibuang di muara pada permukaan tubuh.
3.             Sistem Pencernaan
Alat pencernaan terdiri atas : Rongga mulut, Pharinx, Oesophagus, Crop (provenriculus), Gizzard atau ventriculus, berdinding tebal, Intestinum dan berakhir dengan anus. Usus merupakan saluran yang silindirs tetapi dinding sebelah dorsal melekuk dalam dan disebut dengan Typhlosole. Sekitar saluran pencernaan sebelah dorsal antara pembuluh darah terdapat sel-sel Chloragogen yang membantu proses penghancuran makanan dan membantu alat ekskresi.
Sekitar oesophagus terdapat kelenjar Calciferous yang menghasilkan cairan Ca yangberguna untuk menetralisir makanan. Makanan cacing tanah terdiri atas daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang ada di dalam tanah. Materi-meteri tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari di mana hewan tersebut aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanahdengan ekornya. Tanah yang mengandung sisa-sisa makanan ditelan masuk mulut pharynx, di sini terdapat sekresi dari kelenjar Calciferous yangberfungsi untuk menetralisir makanan yang bersifat asam. Gizzard sebagai alat penggiling bekerja menghancurkan bahan-bahan makanan yang bercampur dengan tanah. Pda akhirnya zat-zat makanan akan diserap oleh pembuluh darah dan sisa-sisa zat makanan akan di buang.
4.        Sistem Peredaran Darah
Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan bagian-bagian benda yang melayang yang disebut Corpuscula. Warna merah dari darah disebabkan oleh hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Saluran darah yang penting :
a.                        Saluran darah dorsal atau saluran supra intestinal,
b.                       Saluran darah ventral atau saluran darah sub intestinal,
c.                        Saluran darah bawah batang syaraf atau subneural,
d.                       Sepasang saluran darah lateral batang syaraf,
e.                       Lima pasang jantung yang menghubungkan saluran darah ventral dan saluran darah dorsal,
f.                        Dua saluran integumen usus dan saluran integumen nephridia,
g.                       Saluran cabang dari saluran darah ventral ke nephridia, dan dinding tubuh,
h.                       Saluran parietal menghubungkan saluran darah dorsal ke saluran di bawah batang syaraf,
i.           Saluran cabang dari saluran darah dorsal ke usus,
j.                         Saluran darah typhlosole yang menghubungkan diri dengan saluran darah dorsal.
Saluran darah dorsal dan jantung menetukan aliran darah. Kedua saluran darah tersebut mempunyai otot dinding yang kuat menekan darah maju ke muka. Jadi darah akan mengalir dari belakang ke muka pada saluran darah dorsal. Untuk menjaga akan kembalinya darah dari muka ke belakang kembali, saluran darah mempunyai klep. Di dalam jantung juga terdapat klep untuk menjaga darah agar tidak kembali. Selanjutnya darah yang mengalir dari saluran darah dorsal masuk ke jantung dan sebagian darah terus dipmpa ke muka. Jantung memompa darah dari saluran darah dorsal ke saluran ventral, selanjutnya dipompa ke seluruh tubuh dan akan kembali ke saluran darah lateral batang syaraf. Aliran darah pada saluran di bawah batang syaraf darianterior ke poatrerior kemudian naik ke atas melalui saluran parietal.
Dengan adanya saluran darah di dekat batang syaraf maka system syaraf selalu mendapat darah yang bersih. Untuk mengangkut kotoran-kotoran di antara jarringan-jaringan yang belum diangkut oleh pembuluh vena, dilakukan oleh pembuluh limfa, di mana pembuluh limfa menyerahkan kotoran tersebut melalui pembuluh darah di berikan ke alat ekskresi untuk selanjutnya di buang.
5.    Sistem Respirasi
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh.oleh karena itu dibawah kutikula banyak terdapat pembuluh kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2 dan O2.
6.      Sistem Syaraf
            Terdiri dari sentral yang terdiri dari dua bagian, termasuk pada bagian dorsal dan disebut otak atau ganglion suprapharyngeal. Ganglion tersebut dihubungkan dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang terletak di bawah pharynx.
Dari bagian itulah akan menjadi batang syaraf sepanjang tubuh dimana pada tiap-tiap ruas akan menjalar syaraf-syaraf peripher yang terdiri atas syaraf afferent dan syaraf efferent (datang). Afferent timbul dari sel syaraf motoris, sedang syaraf yang berasal dari sel syaraf pada epidermis berfungsi sebagai syaraf sensoris. Sel perasa dilengkapi dengan rambut syaraf yang melewati kutikula sehingga dapat mencapai dinia luar. Alat perasa tersebut peka terhadap sinar dan rangsangan lain.
7.      Sistem Reproduksi
Pada sebuah ruas dari cacing tanah terdapat muara saluran Vas deferens (saluran sperma). Muara tersebut besar dan membentuk suatu bibir sedang lubang muara oviduct kecil dan bulat terdapat pada ruas yang lainnya. Dari lubang tersebut nantinya akan keluar telur. Dua ekor cacing tanah melekatkan diri dan saling membuahi. Lubang nephridia terdapat pada setiap segmen kecuali segmen satu dan terakhir. Dan letak nephridia tersebut adalah antara setae lateral dan setae ventro lateral. Alat reproduksi terdiri dari alat kelamin jantan dan betina yang terdapat pada seekor hewan cacing tanah. Alat betina terdiri dari sepasang ovaria. Sepasang oviduct berhubungan dengan suatu saluran terbuka bersilia, kemudian oviduct membesar pada kantung telur dan terbuka sebelah luar. Kecuali itu terdapat sepasang receptaculum seminalis atau spermatheca. Alat kelamin jantan terdiri dari dua testis yang berbentuk menjari. Dan vasa diferentis sebagai kelanjutan saluran yang bersilia dan menuju arah luar. Terdapat sepasang vesicular seminalis dan dua pusat resenvoir. Pembuahan tidak akan terjadi tetapi selalu bersilang, yakni pada waktu dua hewan cacing tanah mengadakan kopulasi. Dua cacing tanah akan bersatu dengan membuat sabuk coccon yang berasal dari zat perekat yang dikeluarkan oleh kelenjar di daerah clitellum.



2.       Lintah (Hirudo medicinalis)

Klasifikasi
Kingdom           : Animalia
Phylum             : Annelida
Class                  : Clitellata
Subclass            : Hirudo medicinalis
Ordo                  : Arhynchobdellae
Family               : Hirudinidae
Spesies              : Hirudo medicinalis.
(Sumber: Pechenik, 2005)
Berdasarkan pengamatan lintah memiliki Bentuk tubuh pipih dan segmen-segmennya jelas. Paanjang lintah 9 cm, dengan jumlah total segmen sebanyak 92 segmen. Anus terletak dari segmen ke 83 – segmen ke 92, sedangkan mulut terletak dari segmen pertama - segmen ke 7.  Tidak memiliki rambut atau parapodia / setae, tidak tertutup kutikula yang dihasilkan epidermis. Memiliki alat penghisap pada bagian anterior dan posterior yang berguna untuk mengisap darah dan melekatkan diri pada tubuh mangsanya. Tergolong hewan hermafrodit, lubang genetalia jantan terletak di muka lubang genetalia betina. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Pernafasan berlangsung melalui kulit dan pengeluaran (eksresi) melalui nefridium yang terdapat pada setiap segmen. Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang mnghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah penggumpalan darah) dinamakan Hirudin.

Berdasarkan literatur lintah sebenarnya tidak mirip dengan anggota annelida lainnya. Lintah memiliki jumlah segmen yang tetap (biasanya 34). Tubuh rata pada bagian dorsoventral, tidak memiliki seta, tidak memiliki parapodia, serta memiliki alat penghisap di bagian anterior (depan) dan posterior (belakang). Pada beberapa bagian spesies, selom tidak dibagi oleh septa, dan selom telah diisi oleh jaringan penghubung dan otot.
Lintah tergolong hermafrodit, dan perkembangbiakannya sama seperti oligochaeta. Lintah, umumnya ditemukan di habitat air tawar, tetapi sebagian kecil ditemukan di laut dan darat. Apabila di darat biasanya dalam kondisi tempat yang hangat dan lembab. Lintah termasuk karnivora karena memakan avertebrata kecil lainnya, tetapi beberapa jenis lintah merupakan parasit penyedot darah hewan lain, termasuk manusia. Panjang lintah berkisar antara 1-3 cm.
Spesies lintah parasit akan mensekresikan hirudin yang berfungsi mempertahankan darah inang supaya tidak menggumpal. Biasanya lintah mengisap darah sampai sepuluh kali berat tubuhnya. Setelah mengisap sebanyak itu, lintah dapat bertahan selama berbulan-bulan tanpa makan.
Selama berabad-abad, ahli kesehatan menggunakan lintah untuh pengobatan karena lintah dipercaya dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh kelebihan darah. Akhir-akhir ini, banyak ahli bedah yang tertarik menggunakan lintah untuk membantu melekatkan kembali tangan atau jari yang luka parah. Hal itu dikarenakan lintah ternyata mampu mengontrol pembengkakan dengan lebih baik pada tangan atau bagian tubuh yang mengalami penyambungan ulang daripada ahli bedah (karena vena yang akan disambung ulang itu berukuran kecil). Selain itu, para ahli juga tertarik dengan adanya zat antikoagulan (antipembekuan) yang terdapat pada lintah dan biasanya dikeluarkan ketika lintah tersebut makan.

VI.    KESIMPULAN
A.    Cacing tanah (Pheretima sp)
1.      Dari hasil pengamatan cacing tanah terdiri atas mulut, klitelium, setae, segmen, anus, bagian anterior dan bagian posterior.
2.  Menurut pengamatan kami terhadap cacing tanah, jumlah total segmen (panjangnya dari protonium sampai aboral) 9 cm memiliki jumlah sigmen sebanyak 131 sigmen. Mulut terletak dari segmen ke 1- segmen ke 7, klitelium terletak dari segmen ke 7 – segmen ke 16, dan anus terletak dari segmen ke 125- segmen ke 131. Cacing tanah yang kami amati memiliki keliling 1,256 cm dengan jari-jari 0,2 cm dan letak lubang muara duktus spermaticus ada disegmen ke 7.      
3.      Annelida terbagi atas 3 yaitu Chaetopoda yang terdiri dari dua ordo  yaitu Oligochaeta dan Polichaeta, Archiannelida, dan Hirudinae.
4.      Pheretima sp. termasuk ke dalam kelas Chaetopoda dalam ordo Oligochaeta
5.      Ciri-ciri dari Pheretima sp. antara lain bagian anterior, posterior, kepala, mulut, segmen, klitelium dan anus.
6.      Cacing tanah ini berwarna merah kehitaman yang merupakan hewan hermafrodit, artinya mempunyai 2 alat kelamin dalam satu tubuh.
7.      Sebagian besar cacing ini dapat hidup di air tawar atau di darat, yaitu pada tanah yang mengandung humus.
B.     Lintah ( Hirudo medicinalis)
1.        Menurut  pengamatan kami lintah memiliki Bentuk tubuh pipih dan segmen-segmennya jelas. Paanjang lintah 9 cm, dengan jumlah total segmen sebanyak 92 segmen. Anus terletak dari segmen ke 83 – segmen ke 92, sedangkan mulut terletak dari segmen pertama - segmen ke 7.
2.      Lintah tidak memiliki rambut atau parapodia / setae, tidak tertutup kutikula yang dihasilkan epidermis. Memiliki alat penghisap pada bagian anterior dan posterior yang berguna untuk mengisap darah dan melekatkan diri pada tubuh mangsanya. Tergolong hewan hermafrodit,
3.      Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus.
4.      Pernafasan berlangsung melalui kulit dan pengeluaran (eksresi) melalui nefridium yang terdapat pada setiap segmen. Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang mnghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah penggumpalan darah) dinamakan Hirudin.
5.      Akhir-akhir ini lintah digunakan untuk terapi yang disebut terapi lintah. banyak ahli bedah yang tertarik menggunakan lintah untuk membantu melekatkan kembali tangan atau jari yang luka parah. Hal itu dikarenakan lintah ternyata mampu mengontrol pembengkakan dengan lebih baik pada tangan atau bagian tubuh yang mengalami penyambungan ulang daripada ahli bedah (karena vena yang akan disambung ulang itu berukuran kecil). Selain itu, para ahli juga tertarik dengan adanya zat antikoagulan (antipembekuan) yang terdapat pada lintah dan biasanya dikeluarkan ketika lintah tersebut makan.














VII.   DAFTAR PUSTAKA
A.   Daftar pustaka buku
Bunda Halang, Dharmono, Mahruddin, M. Arsyad, dan Amalia Rezeki. 2015. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. FKIP Unlam Banjarmasin.
Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London : The Macmillan  Company Collier-Macmilllan Limited.
Radiopoetro, 1983. Zoologi invertebrata. Jakarta: Erlangga
Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya.
B.   Daftar pustaka gambar
Anonim a. 2015. http://www.bioloyjunction/ eartworm_dissection.html.Diakses pada  tanggal 16 Maret 2015.
Anonim b. 2015. http://free.vlsm.org/sponsor/Praweda/Biologi/Image.jpg. Diakses pada tanggal 16 Maret 2015.
Anonim c. 2015. http:// www.wikipedia.org.Diakses pada tanggal 16 Maret 2015.
Anonim d. 2015. http://www.google.com/search?q=lintah. Diakses pada tanggal 16 Maret 2015.
Anonim e. 2015. http://www.google.com/search?q=lintah. Diakses pada tanggal 16 Maret 2015.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar