Selasa, 05 Mei 2015

Morfologi Tumbuhan- tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun



LAPORAN PRAKTIKUM III
MORFOLOGI TUMBUHAN
(ABKC 2204)
TATA LETAK DAUN, RUMUS DAUN, DAN DIAGRAM DAUN
Dosen Pengasuh :
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
M. Arsyad, S.Pd, M.Pd
Asisten Dosen :
Dela Aprilia Lesman
Ella Zuliana Safitri
Oleh :
Siti Sarah
 (A1C214053)
Kelompok I B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2015






PRAKTIKUM III
Topik                   : Tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun
Tujuan                 : Mengenal berbagai tata letak daun pada batang, menetukan rumus daun serta menggambar bagan dan diagram daun.
Hari/Tanggal        : Sabtu/ 07 Maret 2015
Tempat                : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
                                                      
I.          ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
1.      Baki
2.      Alat Tulis
3.      Kamera handphone
B.     Bahan
1.      Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
2.      Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
3.      Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
4.      Tanaman Bayam (Amaranthus spinosus L.)
5.      Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

  II.     CARA KERJA
1.      Mengamati duduk daun pada ranting, cabang, atau batang (tunggal tersebar, tunggal berseling, berhadapan, berseling berhadapan, berkarang, roset batang, roset akar, monospirotik, dan trispirotik).
2.      Menghitung rumus daun: ½, 2/5, 3/8, dst.
3.      Menggambar bagan dan diagram daun serta membuat foto pengamatan.
4.      Membuat laporannya.




III.      TEORI DASAR
Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau cabangnya, ada kalanya daun-daun berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal atau bagian ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang terpisah pada batang terpisah-pisah dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang di lewati selama itu adalah b, juga dinamakan rumus daun atau disvergensi.
Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukkan sudut antara dua daun berturut-turut jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak antara kedua daun pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang di sebut sudut disvergensi, ternyata didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21dan seterusnya. Untuk menjelaskan tata letak daun dapat dilakukn dengan bagan tata letak daun dan diagram tata letak daunnya.
A. Bagan Tata Letak Daun
Untuk membuat bagan tata letak daun, batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan padanya digambar membujur ortostik-ortostiknya, demikian pula pada buku-buku batangnya.
B.  Diagram Tata Letak Daun
Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus di pandang sebagai kerucut memanjang, denan buku-bukunya sebagai lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada bidang datar maka buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan puncak kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran tadi.
C. Spirostik dan Parastik
Pada suatu tumbuhan garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik ialah ortostik menjadi garis spiral yang tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi yang diberi nama lain spirostik.
Bagian tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, daunnya seakan-akan mengikuti garis spiral ke kiri atau ke kanan. Garis spiral dengan arah putaran ke kiri dan ke kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke  arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya ke kanan. Dari sudut situ pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. Gari-garis itu disebut parastik.

 IV.  HASIL PENGAMATAN
A.    Tabel hasil pengamatan
No.
Nama Spesies
Tata Letak daun
Rumus daun
1.
Hibiscus rosa-sinensis
Tunggal tersebar
2/5
2.
Allamanda cathartica L.
Berkarang
-
3.
Pandanus sp
Spirostik
-
4.
Amaranthus spinosus L.
Tunggal tersebar
2/5
5.
Carica papaya L.
Tunggal tersebar
3/8




B.     Gambar, bagan, dan diagram daun hasil pengamatan
I.            ANALISIS DATA
1.      Ranting kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Berdasarkan pengamatan daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L.) adalah termasuk daun tidak lengkap karena mempunyai tangkai daun, helaian daun dan tidak mempunyai pelepah daun. Tanaman kembang sepatu mempunyai tata letak daun yang tersebar, setiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun. Tanaman ini mempunyai rumus daun 2/5, yaitu pada perhitungan jumlah putaran untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan menghasilkan 2 putaran,dan jumlah daun yang dilewati ada 5 daun.
Pada ranting kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) memiliki :
a. Rumus daun kembang sepatu adalah 2/5 × 3600 = 1440.
b. Diagram  tanaman kembang sepatu :
       1. Duduk daun pada batang atau cabang adalah tersebar.
       2. Rumus daunnya adalah 2/5.Sudut divergensi 2/5 × 3600 = 1440.
3. Termasuk daun tidak lengkap.
4.
Jumlah daun pada tiap buku adalah satu daun.
c. Bagan tata letak daun kembang sepatu dengan rumus 2/5 360 o

sudut divergensi 144o.
d. Diagram daun kembang sepatu dengan rumus 2/5.
Klasifikasi:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Malvales
Family             : Malvaceae
Genus              : Hibiscus
Species            : Hibiscus rosa-sinensis L.
(Sumber: Cronquist. 1981)
Di habitat alam, tanaman sepatu tumbuh sebagai tanaman perdu tahanan (perennial). Susunan tubuh terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Tanaman sepatu ini memumpunyai akar tunggang coklat muda. Batangnya bulat, berkayu, keras ,berdiameter kurang lebih 9 cm. Daunya tunggal, tepi beringgit, ujungnya runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm dan lebarnya 5-11 cm berwarna hijau muda dan hijau. Bunganya berbentuk terompet, diketiak daun bewarna hijau kekuning-kuningan, mahkota terdiri dari 15-20 daun mahkota, berwarna merah muda. Buahnya kecil lonjong berdiameter kurang lebih 4 meter masih muda berwarna putih setelah tua berwarna coklat.
Bijinya pipih dan putih(Sebastian,2008). Daun, bunga dan akar kembang sepatu (Hibicus rosasinensis) mengandung flavoinida,
disamping itu daunnya mengandung sponin dan polifenal. Daun ini berkhasiat sebagai obat demam pada anak, obat batuk dan obat sariawan (Muzayyinah, 2008).
Daun kembang sepatu merupakan daun tunggal dan pada tiap-tiap buku-buku batang kembang sepatu terlihat hanya terdapat satu daun saja, sehingga tata letak daun sepatu adalah tunggal tersebar (folia sparsa). Untuk mengetahui rumus daun kembang sepatu diambillah satu daun sebagai titik tolak, bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk daun pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya, hingga sampai pada daun yang letaknya tepat pada garis vertikal (sejajar) di atas daun pertama yang dipakai sebagai titik tolak. Ada 5 daun yang dilewati dari titik tolak sampai daun yang sejajar itu, tanpa menghitung daun titik tolak dan menghitung daun yang sejajar. Juga telah dua kali mengelilingi batang kembang sepatu hingga mencapai daun yang sejajar tadi.
Jadi untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang 2 kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah 5 kali, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan 2/5, itulah rumus daun divergensinya.
Dari rumus tersebut dapat kita cari sudut divergensinya, yaitu jarak sudut antara dua daun berturut-turut.
Sudut divergensi:

2.      Ranting alamanda (Allamanda cathartica L.)
Dari pengamatan pada ranting alamanda (Allamanda cathartica L.), diketahui bahwa pada tiap-tiap buku batang terdapat lebih dari dua daun, hal ini disebut tata letak daun berkarang.
Pada ranting alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki:
 a. Termasuk daun tidak lengkap.
b. Jumlah daun pada tiap buku 5.
c. Jumlah daun keseluruhan 15.
d. Tata letaknya berkarang tidak memiliki rumus daun.
Klasifikasi:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Gentianales
Family             : Apocynaceae
Genus              : Allamanda
Species            : Allamanda cathartica L.
(Sumber: Jasin, 1992)

Daun alamanda (Allamanda cathartica L) adalah termasuk daun berkarang (folio verticillata), struktur batang merupakan pohon berkayu keras penampangya bulat, bercabang dan beranting banyak. Sehingga bila tanaman. Ini dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 15 meter. Pada bagian batang cabang ataupun ranting terdapat duri-duri (spina) yang bentuknya “kait” sebagai alat pemanjat.
 Daun-daun tumbuh rimbun serta tunggal. Bentuknya mirip jantung hati yang dasarnya agak bulat (bundar) dengan warna hijau tua namun, ada pula yang belang-belang (variegata) antara hijau dan putih bercampur kekuning-kuningan. Hal ini yang menarik dari tanaman alamanda adalah karakteristik bunganya yaitu bunga asli dan palsu (bractea) (Rukmana, 1995).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), tata letak daun yang demikian ini dinamakan: berkarang (folia verticillata), dapat a.l. ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R. Br.), alamanda (Allamanda cathartica L.). oleander (Nerium oleander L.).
3.      Tumbuhan pandan (Pandanus sp.)
Tumbuhan pandan (Pandanus sp.) mempunyai tata letak daun yang mengikuti garis-garis ortostik yang mengalami perubahan menjadi garis spiral yang melingkari batang. Hal itu juga dapat terjadi karena  pertumbuhan batang tidak lurus tetapi memutar. Oleh sebab itu, ortostiknya ikut memutar yang disebut spirostik. Batang tanaman pandan memperlihatkan tiga spirostik atau trispirostik. oleh sebab itu tanaman pandan  juga tidak dapat ditentukan rumus daunnya. Morfologi daun pandan yaitu daun dengan ujung segitiga lancip, tepi daun dan lapisan bawah dari pada ibu tulang daun berduri tempel (emergensia), berlilin dan hijau tua, daun bentuk pita berpelepah.
Tumbuhan pandan memiliki :
a.       Pertumbuhan batang memutar
b.      Memperlitahkan 3 spirostik

Klsifikasi:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Pandanales
Family             : Pandanaceae
Genus              : Pandanus
Species            : Pandanus sp
(Sumber : Cronquist.1981)
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya yang berjudul morfologi tumbuhan, tumbuhan yang memiliki spirostik misalnya pancing (Costus speciosus Smith) mempunyai satu spirostik, Bupleurum falcatum mempunyai dua spirostik, pandan (pandanus sp) mempunyai 3 spirostik.
4.      Tanaman Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Berdasarkan pengamatan tanaman bayam (Amaranthus spinosus L.) memiliki:
a. Rumus daun bayam adalah 2/5 × 3600 = 1440.
b. Diagram  tanaman bayam:
       1. Duduk daun pada batang atau cabang adalah tersebar.
       2. Rumus daunnya adalah 2/5 dengan sudut divergensi 2/5 × 3600 = 1440.
3. Termasuk daun tidak lengkap.
4.
Jumlah daun pada tiap buku adalah satu daun.
c. Bagan tata letak daun bayam dengan rumus 2/5 360 o

sudut divergensi 144o.
d. Diagram daun bayam dengan rumus 2/5.





Klasifikasi:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Caryophyllales
Family             : Amaranthaceae
Genus              : Amaranthus
Species            : Amaranthus spinosus L.
(Sumber: Cronquist.1981)
Daun bayam merupakan daun tunggal dan pada tiap-tiap buku-buku batang bayam terlihat hanya terdapat satu daun saja, sehingga tata letak daun bayam adalah tunggal tersebar (folia sparsa).
Untuk mengetahui rumus daun bayam diambillah satu daun sebagai titik tolak, bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk daun pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya, hingga sampai pada daun yang letaknya tepat pada garis vertikal (sejajar) di atas daun pertama yang dipakai sebagai titik tolak. Ada 5 daun yang dilewati dari titik tolak sampai daun yang sejajar itu, tanpa menghitung daun titik tolak dan menghitung daun yang sejajar. Juga telah dua kali mengelilingi batang bayam hingga mencapai daun yang sejajar tadi.
Jadi untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang sebanyak dua kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah lima buah daun, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan 2/5, itulah rumus daun (divergensi)nya. Dari rumus tersebut dapat kita cari sudut divergensinya, yaitu jarak sudut antara dua daun berturut-turut. Sudut divergensi: .


5.      Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Berdasarkan pengamatan tanaman Pepaya (Carica papaya L.), memiliki:
a. Rumus daun pepaya adalah 3/8 × 3600 = 1350.
b. Diagram  tanaman pepaya:
       1. Duduk daun pada batang tersebar.
       2. Rumus daunnya adalah 3/8 dengan sudut divergensi 3/8 × 3600 = 1350.
c. Bagan tata letak daun pepaya dengan rumus 3/8 360 o

sudut divergensi 135o.
d. Diagram daun pepaya dengan rumus 3/8.
Klasifikasi:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Violales
Family             : Caricaceae
Genus              : Carica
Species            : Carica papaya L.
(Sumber: Cronquist:1981)
Daun pepaya merupakan daun tunggal dan pada tiap-tiap buku-buku batang bayam terlihat hanya terdapat satu daun saja, sehingga tata letak daun bayam adalah tunggal tersebar (folia sparsa). Untuk mengetahui rumus daun bayam diambillah satu daun sebagai titik tolak, bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk daun pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya, hingga sampai pada daun yang letaknya tepat pada garis vertikal (sejajar) di atas daun pertama yang dipakai sebagai titik tolak. Ada 8 daun yang dilewati dari titik tolak sampai daun yang sejajar itu, tanpa menghitung daun titik tolak dan menghitung daun yang sejajar. Juga telah tiga kali mengelilingi batang pepaya hingga mencapai daun yang sejajar tadi.
Jadi untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang 3 kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah 8 kali,
maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan 3/8, itulah rumus daun (divergensi)nya. Dari rumus tersebut dapat kita cari sudut divergensinya, yaitu jarak sudut antara dua daun berturut-turut.
Sudut divergensi:
























  II.   KESIMPULAN
1.      Tata letak daun pada tumbuhan tingkat tinggi terbagi menjadi tiga, yaitu: berhadapan-berselang, tersebar, dan berkarang.
2.      Rumus daun (a/b) ditentukan dengan cara menghitung jumlah putaran pada batang  hingga mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan, didapat nilai a. Dan jumlah daun yang dilewatinya (nilai b).
3.      Bagan tata letak daun digambar berdasarkan rumus daun, berbentuk silinder dan daunnya membujur ortostik-ortostiknya, begitu pula buku-buku batangnya.
4.      Diagram daun merupakan diagram tata letak daun, yang dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-buku batang sebagai lingkaran yang sempurna dan dibuat berdasarkan rumus daun.
5.      Ranting kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), tumbuhan bayam (Amaranthus spinosus L.), dan tumbuhan pepaya (Carica papaya L.)  memiliki tata letak daun yang tersebar. Rumus daun untuk ranting kembang sepatu dan tumbuhan bayam adalah 2/5, sedangkan rumus daun untuk tanaman pepaya adalah 3/8.
6.      Ranting alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki tata letak daun berkarang, dan  tumbuhan pandan (Pandanus sp) memiliki tata letak daun spirostik. Sehingga keduanya tidak dapat ditentukan rumus daunnya.







    III.         DAFTAR PUSTAKA

A.    Daftar pustaka buku
Amintarti, Sri dan M. Arsyad. 2015. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Flowering Plants. Columbia     
University: New York.
Muzayyinah. 2008. Terminologi Tumbuhan. Surakarta: UNS Press
Sebastian. 2008. Kembang Sepatu. Jakarta: Word Press
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
.
B.     Daftar pustaka gambar

Anonim a. 2015. Forum. http://community.breastcancer.org(online). Diakses 10 Maret 2015.
Anonim b. 2015. http://www.photomazza.com/?Allamanda-cathartica (online). Diakses 10 Maret 2015.
Anonim c. 2015. Pandanus. http://www.peakoil.org.au (online). Diakses 10 Maret 2015.
Anonim d. 2015. Plant. http://www.hear.org (online). Diakses 10 Maret 2015.
Anonim e. 2014. http://www.agroprima.com/tabulakar/100109-01.jpg (online). Diakses 10 Maret 2015.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar