LAPORAN PRAKTIKUM IV
MORFOLOGI TUMBUHAN
(ABKC 2204)
BENTUK BATANG, ARAH TUMBUH, PERMUKAAN DAN MODIFIKASI BATANG
Dosen Pengasuh :
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
M. Arsyad,S.Pd,M.Pd
Asisten Dosen :
Dela Aprilia Lesman
Ella Zuliana Safitri
Oleh :
Siti Sarah
(A1C214053)
Kelompok I B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2015
PRAKTIKUM
IV
Topik : Bentuk batang, arah tumbuh, permukaan dan modifikasi
batang
Tujuan : Untuk
mengetahui bermacam-macam bentuk batang, arah tumbuh batang, permukaan dan
modifikasinya.
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.
ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat
1.
Baki/nampan
2.
Pisau/cutter
3.
Alat
tulis
4.
Kamera handphone
B.
Bahan
1.
Rumput
teki (Cyperus rotundus)
2.
Mendong
(Fimbrystilis sp.)
3.
Pisang
(Musa paradisiaca L.)
4.
Kembang
telang (Clitoria ternatea L.)
5.
Sirih
(Piper betle L.)
6.
Bambu
(Bambusa sp.)
7.
Kaktus
(Opuntia vulgaris)
8.
Pepaya
(Carica papaya L.)
9.
Jambu
biji (Psidium guajava L.)
10. Cemara (Casuarina
equisetifolia L.)
11. Ketapang (Terminalia
catappa L.)
12. Bogenvil (Bougainvillea
spectabilis)
II.
CARA
KERJA
A. Menyiapkan alat dan bahan.
B. Mengamati dan menentukan:
1. Habitus keseluruhan: herba, herba berkayu, perdu,
rumput-rumputan, teki-tekian.
2. Tipe batang: herbaceous, berkayu, batang rumput,
batang mendong.
3. Bentuk batang: bulat, persegi, pipih.
4. Permukaan batang: licin, berusuk, beralur, bersayap,
berambut, berduri, dll.
5. Arah tumbuh batang: tegak lurus, menggantung,
berbaring, menjalar, membelit, memanjat, congong, mengangguk.
6. Tipe percabangan: monopodial, simpodial, dikotom.
7. Arah tumbuh batang.
C. Menggambar hasil pengamatan dan membuat laporannya.
III.
TEORI
DASAR
Batang (caulis) merupakan
bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan
batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Sifat-sifat batang antara lain
adalah sebagai berikut:
- Pada umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
- Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
- Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
- Selalu bertambah panjang di ujungnya. Oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
- Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atu ranting-ranting kecil.
- Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
Fungsi batang bagi tumbuhan:
- Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun, bunga dan buah.
- Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
- Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
- Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
Jika kita membandingkan berbagai
jenis tumbuhan, ada di antaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada
pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan:
- Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis). Tumbuh-tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula), seperti misalnya lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica juncea L.). Tumbuhan semacam ini akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang, dan mendukung bunga-bunganya.
- Tumbuhan yang jelas berbatang.
Batang tumbuhan dapat dibedakan
seperti berikut:
1.
Batang basah
(herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya pada bayam (Amaranthus
spinosus L.), krokot (Portulacaoleracea L.).
2.
Batang
berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena
sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores)
dan semak-semak (frutices) pada umumnya.
Pohon adalah tumbuhan yang tinggi
besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah, sedang semak
adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat
permukaan tanah atau malahan dalam tanah. Contoh pohon: mangga (Mangifera
indica L.), semak: sidaguri (Sida rhombifolia L.).
3.
Batang
rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang
nyata dan seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa L.) dan
rumput (Gramineae) pada umumnya.
4.
Batang
mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas
yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylisglobulosa
Kunth.), wlingi (Scirpus grossus L.) dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae)
lainnya.
Bentuk
Batang
Tumbuhan biji belah (Dycotyledoneae)
pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung
semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau
limas yang amat memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak.
Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai batang
yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikata tak ada perbedaan besarnya.
Hanya pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi
selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada bermacam-macam palma (Palmae).
Jika kita berbicara tentang bentuk
batang biasanya yang dimaksud ialah bentuk batang pada penampang melintangnya.
Dan dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat dibedakan
bermacam-macam bentuk batang antara lain:
- Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera L.).
- Bersegi (angularis). Dalam hal ini ada kemungkinan:
1) Bangun segitiga (triangularis),
misalnya batang teki (Cyperus rotundus).
2) Segi empat (quadrangularis),
misalnya batang markisah
- Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan:
1) Filokladia (phyllocladium),
jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada Jakang (Muehlenbeckia
platyclada Meissn.),
2) Kladodia (Cladodium),
jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia
vulgaris Mill.).
Dilihat permukaannya, batang
tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang bermacam-macam. Kita dapat
membedakan permukaan batang yang:
- Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays L.),
- Berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth.),
- Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada Cereus peruvianus (L.) Haw.
- Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.) dan markisah (Passiflora quadrangularis L.).
Selain dari itu permukaan batang
dapat pula :
- Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L.),
- Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp),
- Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.) dan kelapa (Cocos nucifera L.),
- Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.), keluwih (Artocarpus comunis Forst.),
- Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulate Boiv.),
- Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat pada jambu biji (Psidium guajava L.) dan pohon kayu putih (Melaleuca leucadendron L.).
Arah Tumbuh Batang
Walaupun seperti telah dikemukakan,
batang umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi
mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan bertalian dengan sifat ini
dibedakan batang yang tumbuhnya:
- Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya L.),
- Menggantung (dependens, pendulus), ini tentu saja hanya mungkin untuk tumbuh-tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang, misalnya Zebrina pendula Schnitzl., atau tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas pohon sebagai epifit, misalnya jenis anggrek (Orchidaceae) tertentu.
- Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok ke atas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.),
- Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku-bukunya keluar akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.).
- Serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea L).
- Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),
- Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk “berpegangan” pada penunjang ini, misalnya dengan:
1.
Akar
pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
2.
Akar pembelit,
misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
3.
Cabang
pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
4. Daun pembelit atau sulur daun,
misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.),
5. Tangkai
pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum L.)
6. Duri,
misalnya mawar (Rosa sp), bugenvil (Bougainvillea spectabilis
Willd.),
7. Duri daun,
misalnya rotan (Calamus caesius Bl.)
8.
Kait,
misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb.).
- Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak dipergunakan alat-alat yang khusus, melainkan batangnya sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya dibedakan lagi batang yang :
1. Membelit ke
kiri (Sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah belitan
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Dapat pula dikatakan demikian: jika
kita mengikuti jalannya batang yang membelit itu, penunjang akan selalu di
sebelah kiri kita. Batang yang membelit ke kiri misalnya pada kembang telang (Clitoria
ternatea L.),
2. Membelit ke kanan (Dextrorsum volubilis). Jika arah belitan sama
dengan arah gerakan jarum jam, atau jika kita mengikuti arah belitan, penunjang
akan selalu di sebelah kanan kita. Batang tumbuhan yang membelit ke kanan tidak
banyak ditemukan, contoh: gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
Percabangan Pada Batang
Batang suatu tumbuhan ada yang
bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan
tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya jagung (Zea
mays L.). Umumnya batang memperlihatkan percabangan, entah banyak entah
sedikit.
Cara percabangan ada bermacam-macam,
biasanya dibedakan 3 macam cara percabangan, yaitu:
1.
Cara
percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena
lebih besar dan lebih panjang (Lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya
misalnya pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
2. Percabangan
simpodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya
mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat
pertumbuhan dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras
zapota L.),
3. Percabangan
menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang setiap kali menjadi
dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis
Clarke).
Cabang yang besar yang biasanya
langsung keluar dari batang pokok lazimnya disebut dahan (ramus), sedang
cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting (ramulus).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan
dapat bermacam-macam sifatnya, oleh sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan seperti
di bawah ini:
- Geragih (flagellum, stolo), yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya masing-masing dapat terpisah merupakan suatutumbuhan baru. Cabang yang demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam:
- Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centellaasiatica Urb.) dan arbe (Fragraria vesca L.),
- Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus L.), kentang (Solanum tuberosum L.).
- Wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar. Seringkali terdapat pada kopi (Coffea sp.) dan pohon coklat (Theobroma cacao L.),
- Sirung panjang (virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering disebut pula cabang yang mandul (steril),
- Sirung pendek (virgula atau virgula sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula cabang yang subur (fertil).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan
biasanya membentuk sudut yang tertentu dengan batang pokoknya. Bergantung pada
besar kecilnya sudut ini, maka arah tumbuh cabang menjadi berlainan.
Umumnya orang membedakan arah tumbuh
cabang seperti berikut:
- Tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya, misalnya wiwilan pada kopi (Coffea sp.),
- Condong ke atas (patens), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 450, misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
- Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut sebesar kurang lebih 900C, misalnya pada pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn.),
- Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta (Coffea robusta Lindl.),
- Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah, misalnya cabang-cabang tertentu pada Salix.
IV.
HASIL
PENGAMATAN
A.
Tabel hasil pengamatan
No.
|
Nama spesies
|
Habitus
|
Tipe
|
Bentuk
|
Permukaan
|
Arah tumbuh
|
Tipe percabangan
|
1.
|
Rumput teki
|
Teki-tekian
|
Batang Mendong
|
Bangun segitiga
|
Berusuk
|
Tegak lurus
|
Monopodial
|
2.
|
Mendong
|
Herba
|
Batang Mendong
|
Bangun segitiga
|
Licin
|
Tegak lurus
|
Monopodial
|
3.
|
Pisang
|
Herba
|
Batang basah
|
Bulat
|
Licin (batang semu), kasar (batang sejati)
|
Tegak lurus
|
Monopodial semu
|
4.
|
Kembang telang
|
Herba
|
Batang basah
|
Bulat
|
Kasar
|
Membelit ke kiri
|
Monopodial
|
5.
|
Sirih
|
Herba
|
Batang rumput
|
Bulat
|
Kasar
|
Memanjat
|
Monopodial
|
6.
|
Bambu
|
Herba berkayu
|
Batang berkayu
|
Bulat
|
Licin
|
Tegak lurus
|
Monopodial
|
7.
|
Kaktus
|
Suukulen/
Herba
|
Batang basah
|
Pipih kladodia
|
Licin berduri
|
Tegak lurus
|
Monopodial
|
8.
|
Pepaya
|
Perdu
|
Batang Basah
|
Bulat
|
Memperlihatkan berkas-berkas daun
|
Tegak lurus
|
Monopodial
|
9.
|
Jambu biji
|
Pohon kecil
|
Batang berkayu
|
Bulat
|
Lepasnya kerak
|
Tegak lurus
|
Simpodial
|
10.
|
Cemara
|
Pohon kecil
|
Batang berkayu
|
Bulat
|
Kasar
|
Condong ke atas
|
Monopodial
|
11.
|
Ketapang
|
Pohon kecil
|
Batang berkayu
|
Bulat
|
Kasar
|
Tegak lurus
|
Monopodial
|
12.
|
Bogenvil
|
Perdu
|
Batang berkayu
|
Bulat
|
Kasar berduri
|
Memanjat pada duri
|
Simpodial
|
B.
Gambar hasil pengamatan
I. ANALISIS DATA
1.
Rumput
teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Species : Cyperus rotundus
(Sumber: Cronquist.
1981)
Menurut
pengamatan rumput teki merupakan habitus teki-tekian dengan tipe batang
mendong. Dikatakan berhabitus atau bersuku teki-tekian karena merupakan salah
satu suku tumbuhan berbunga, suku ini adalah kerabat terdekat suku padi-padian
dan memiliki banyak kemiripan, orang yang kurang terbiasa sering mengacaukan
teki dengan rumput biasa karena penampilannya yang mirip. Bentuk batang mendong
seperti segitiga, karenanya bentuk batang mendong adalah bangun segitiga. Saat
dipegang bagian permukaan rumput teki terasa ada rigi-rigi yang membujur,
karena permukaan batang rumput ini ada berusuk. Arah pertumbuhannya tegak lurus
dengan tipe percabangan yang monopodial.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:78),batang mendong(calamus), seperti batang rumput, tetapi
mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grassus L.) dan tumbuhan
sebangsa teki (Cyperaceae), lainnya.
2.
Mendong
(Fimbrystilis sp)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Ordo :
Cyperales
Family :
Cyparaceae
Genus : Fimbrystilis
Species : Fimbrystilis sp
(Sumber:
Cronquist. 1981)
Tanaman mendong memiliki ciri-ciri batang yang
serupa dengan rumput teki tapi tanaman ini lebih besar. Habitusnya berupa semak
dengan tipe batang berupa mendong karena memiliki ruas-ruas yang lebih panjang
daripada tipe rumput, dan batang berbentuk segitiga. Batangnya berwarna hijau
dengan permukaan yang licin. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan permukaan
tanah. Memiliki tipe percabangan monopodial karena batang utamanya terlihat
jelas. Arah tumbuh cabangnya tidak diketahui dari hasil pengamatan, karena
tidak mempunyai percabangan yang jelas. Mendong merupakan tanaman berhabitus
herba karena berair ketika batangnya dipatahkan. Tipe batangnya adalah batang
mendong dengan bentuk batang segitiga (triangularis)
dan permukaan batang yang bersayap. Tipe percabangan tumbuhan ini monopodial,
yaitu batang pokoknya tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang
daripada cabang-cabangnya. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan sifat cabang
geragih (stolon) merayap di bawah tanah. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan annual,
yaitu tumbuhan yang berumur pendek, yakni kurang dari 1 tahun sudah mati atau
paling lama dapat mencapai umur satu tahun, setelah itu tanaman ini akan mati.
Warna daun tumbuhan ini yaitu hijau dengan bangun daun pita dan warna batang
hijau. Mendong memiliki perawakan yang hampir sama dengan rumput teki namun
memiliki ukuran yang lebih besar, mendong berhabitus herba. Tipe batang dari
batang mendong adalah tipe mendong, bentuk dari batangnya adalah bersegi yaitu
mirip segitiga, permukaan dari batangnya adalah kasar sama seperti pada
permukaan daun bambu yaitu kasar yang diakibatkan garis-garis. Arah tumbuh
batangnya tegak lurus dan tipe percabangannya adalah monopodial.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:78), batang mendong(calamus),
seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya
pada mendong (Fimbristylis globulosa Kunth.),
wlingi (Scirpus grassus L.) dan
tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae),
lainnya.
3.
Pisang
(Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Ordo :
Zingiberales
Family :
Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa paradisiaca L.
(Sumber: Cronquist.
1981)
Pisang
termasuk habitus herba dengan tipe batang basah, yaitu batang yang lunak dan
berair. Batang pisang yang sering kita lihat bukan merupakan batang pisang
sebenarnya, itu merupakan batang semu, batang pisang sesungguhnya berada pada
bawah batang semu yang biasanya terletak di bawah permukaan tanah atau yang
sering kita sebut dengan bongkol pisang. Batang pada pisang sejati ini memiliki
bentuk bulat berlekuk. Permukaan batang pada batang semunya licin sedangkan
permukaan batang sejatinya kasar dengan adanya lekukan-lekukan. Arah tumbuh
batang tegak lurus dengan percabangan monopodial.
4.
Kembang
telang (Clitoria ternatea L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Rosales
Family :
Fabaceae
Genus : Clitoria
Species : Clitoria ternatea L.
(Sumber: Cronquist.
1981)
Kembang
telang termasuk herba. Tipe batangnya adalah batang rumput karena batangnya
yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga.
Bentuk batangnya bulat dengan permukaan
yang kasar. Arah tumbuhnya membelit ke kiri karena arah belitan yang berlawanan
arah putaran jarum jam. Dan tipe percabangannya monopodial.Batang tanaman ini naik ke atas dengan menggunakan
cabang pembelit dan meliliti penunjangnya yang jika kita ikuti jalannya batang
yang membelit itu, maka penunjang akan selalu berada di sebelah kiri kita.
Cabang-cabangnya merupakan pendukung daun-daun dan mempunyai ruas-ruas yang
cukup panjang atau bersifat sirung panjang. Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan
(1985:82), arah tumbuh batang kembang telang adalah membelit ke kiri.
5.
Sirih
(Piper betle L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Piperales
Family :
Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper betle L.
(Sumber:
Cronquist. 1981)
Sirih
termasuk habitus herba dengan tipe batang rumput, karena batangnya yang tidak
keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga. Bentuk
batangnya bulat dengan permukaan yang kasar. Arah tumbuh batangnya memanjat
kesegala bidang, baik bidang rata maupun tidak. Termasuk tipe percabangan
monopodial.Sirih (Piper betle) termasuk
jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain.Tanaman ini
panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai
jantung, tangkainya agak panjang,tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal
daun berlekuk, tulang daun menyirip,dan daging daun tipis. Permukaan daun
berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau
hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta
berkerut-kerut.Daun-daun sirih yang subur berukuran antara 8sm. - 12sm. lebar
dan 10sm. - 15sm. panjang. Merupakan daun tunggal Helaian daun berbentuk bundar
telur sampai lonjong, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar
berlekuk sedikit, pinggir daun rata agak menggulung kebawah, permukaan atas
rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam, permukaan bawah agak
kasar, kusam, tulang daun menonjol, permukaan atas berwarna lebih tua dari
permukaan bawah. Tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan panjang 1,5 – 8 cm.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:82), sirih memiliki arah tumbuh batang yang memanjat pada akar
perekatnya.
6.
Bambu
(Bambusa sp)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Ordo :
Cyperales
Family :
Poaceae
Genus : Bambusa
Species : Bambusa sp
(Sumber: Cronquist.
1981)
Bambu
termasuk habitus herba berkayu yang batangnya bertipe batang berkayu dengan
bentuknya yang bulat. Permukaan bambu bila kita pegang licin. Arah tumbhuh
batang daun tegak lurus ke atas dengan percabangannya yang monopodial.Batang bambu berbentuk silindris, bulat,
berbuku-buku, beruas-ruas, berongga (ada pula yang masif), berdinding keras,
pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Warna batangnya biasanya
hijau dan jika sudah tua akan menguning atau cokelat. Tumbuhnya ke atas dan
tegak lurus (erectus). Batang-batang bambu muncul dari akar-akar rimpang yang
menjalar dibawah lantai. Batang-batang yang sudah tua keras dan umumnya
berongga, berbetuk silinder memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas.Pelepah buluh
merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri
atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligulanya terdapat antara
sambungan antara pelepah daun daun pelepah buluh. Pelepah buluh sangat penting
fungsinya yaitu buluh ketika masih muda. Ketika buluh tumbuh dewasa dan tinggi,
pada beberapa jenis bambu pelepahnya luruh, tetapi pada jenis lain ada pula
yang pelepahnya tetap menempel pada buluh tersebut, seperti pada jenis bambu
talang.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:79), bentuk batang
bambu adalah bulat.
7.
Kaktus
(Opuntia vulgaris)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliphyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Caryophylales
Family :
Cartoceae
Genus : Opuntia
Species : Opuntia vulgaris
(Sumber: Cronquist.
1981)
Habitus kaktus adalah sukulen. Batangnya mempunyai
bentuk yang pipih kladodia karena pertumbuhannya yang tanpa batas.
Tipe batangnya adalah batang basah karena
batangnya lunak dan berair. Permukaan kaktus ada yang berduri ada yang tidak,
kaktus Opuntia vulgaris mempunyai
permukaan yang licin berduri. Arah tumbuh batang kaktus ini adalah tegak lurus
dengan tipe percabangannya yang monopodial.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan
(1985:79), kladodia (cladodium), jika
masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).
8.
Pepaya
(Carica papaya L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Violales
Family :
Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
(Sumber:
Cronquist. 1981)
Pepaya yang sangat bermanfaat bagi tubuh ini
berhabitus perdu dengan batang basah. Bentuk batang pepaya bulat dan
permukaannya memperlihatkan berkas-berkas daun. Arah tumbuh batangnya ke atas
tegak lurus dengan tipe percabangan yang monopodial.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:81),Caricapapaya
Latau pepaya merupakan tumbuhan yang jelas berbatang. Pepaya memiliki sifat
batang yang basah (herbaceus) serta memperlihatkan bekas-bekas daun. Bentuk
batangnya yaitu bulat (teres), arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus), dan
percabangan batangnya monopodial semu karena duduk daun langsung duduk pada
batangnya.memperlihatkan
berkas-berkas daun, misalnya pada papaya (Carica
papaya L.) dan kelapa (Cocos mucifera
L..)
9.
Jambu
biji (Psidium guajava L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Myrtales
Family :
Myrtaceae
Genus : Psidium
Species : Psidium guajava L.
(Sumber:
Cronquist. 1981)
Jambu biji adalah tanaman berhabitus pohon kecil. Tipe batangnya batang berkayu
dengan bentuk batang yang bulat. Keadaan permukaan batangnya mengalami lepasnya
kerak (bagian kulit yang mati). Arah tumbuh batangnya tegak lurus
(erectus) ke atas dengan tipe percabangan yang Dikotom.Tumbuhan biji belah pada umumnya mempunyai batang yang
di bagian bawahnya lebih besar dan keujung semakin mengecil,jadi batangnya
dapat di pandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang dan
mempunyai percabangan.
Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula sucre scens) yaitu
cabang – cabang kecil dengan ruas – ruas yang pendek yang selain daun juga
merupakan pendukng bunga dan buah.Daun
jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai (petiolus)
dan helaian (lamina) saja disebut daun bertangkai. Dilihat dari letak
bagian terlebarnya jambu biji bagian terlebar daunya berada ditengah-tengah dan
memiliki bangun jorong.Daun jambu biji memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis)
yang mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung
dan merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang kesamping, keluar
tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan
sirip-sirip pada ikan. Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul. Pangkal daun
membulat (rotundatus), ujung daun tumpul (obtusus). Jambu biji
memiliki tepi daun yang rata (integer), daging daun (intervinium)
seperti perkamen (perkamenteus). Pada umumnya warna daun pada sisi atas
tampak lebih hijau licin jika di bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan
atas lebih hijau, jambu biji memiliki permukaan daun yang berkerut (rogosus). Tangkai
daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:81), permukaan batang jambu biji mengalami lepasnya kerak.
10. Cemara (Casuarina
equisetifolia L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Casuarinales
Family :
Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Species : Casuarina equisetifolia L.
(Sumber:
Cronquist. 1981)
Habitusnya berupa pohon
berkayu dengan tipe batangnya yaitu batang berkayu. Bentuk batangnya bulat
dengan permukaan batang yang kasar dan memperlihatkan lepasnya kerak. Arah
tumbuh batangnya condong keatas dengan tipe percabangannya yang monopodial.
Arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas. Cemara merupakan tanaman berhabitus pohon. Tipe
batang tumbuhan ini adalah batang berkayu dengan bentuk batang bulat (teres) dan permukaan batang yang
memperlihatkan lepasnya kerak. Tipe percabangan tumbuhan ini monopodial, yaitu
batang pokoknya tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada
cabang-cabangnya. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan sifat cabang tegak
lurus. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan menahun, yaitu tumbuhan yang dapat
bertahan hidup selama bertahun-tahun, bahakan selama ratusan tahun. Warna daun
tumbuhan ini yaitu hijau dan batangnya berwarna kehitaman. Cemara berhabitus
pohon kecil, memiliki tipe batang berkayu, bentuk batangnya bulat dan kasar.
Arah tumbuh batangnya adalah tegak lurus dan tipe percabangannya adalah
simpodial. Cemara ini biasanya terdapat banyak di pantai berpasir ataupun
dijadikan tanaman hias.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:87), arah tumbuh cemara condong ke atas dan tipe percabangan
yang monopodial.
11. Ketapang (Terminalia
catappa L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Myrtales
Family :
Combretaceae
Genus : Terminalia
Species : Terminalia catappa L.
(Sumber:
Cronquist. 1981)
Pohon ketapang yang banyak kita temui mempunyai tipe
percabangan monopodial dengan arah tumbuh batang yang tegak lurus. Ketapang
merupakan habitus pohon kecil yang batangnya berkayu (tipe batang). Bentuk
batang ketapang adalah bulat dengan permukaan yang kasar.Habitus tanaman ini sangat jelas yakni pohon dengan
tipe batang yang keras dan berkayu. Bentuk batangnya bulat dengan permukaannya
banyak terdapat bintil-bintil lentisel. Arah tumbuh batangnya tegak lurus
dengan permukaan tanah, dengan tipe percabangan monopodial karena sangat jelas
terlihat batang utamanya. Arah tumbuh batangnya mendatar dengan sudut hampir 90
derajat. Ketapang merupakan tanaman berhabitus pohon. Tipe
batang tumbuhan ini adalah batang berkayu dengan bentuk batang bulat (teres) dan permukaan batang yang kasar
karena adanya bulu-bulu halus. Tipe
percabangan tumbuhan ini monopodial, yaitu batang pokoknya tampak jelas, karena
lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya. Arah tumbuh batang
tegak lurus dengan sifat cabang tegak lurus. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan
menahun, yaitu tumbuhan yang dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun, bahkan
selama ratusan tahun. Warna daun tumbuhan ini yaitu hijau dan batangnya
berwarna cokelat. Tanaman ketapang memiliki habitus pohon kecil, batangnya
cukup besar dan bertipe batang berkayu. Bentuk dari batangnya adalah bulat dan
dengan permukaan yang agak kasar. Biasanya pada batangnya banyak terdapat lumut
kerak, tapi bukan berarti semua ketapang harus mempunyai lumut kerak. Arah tumbuh
batangnya adalah tegak lurus dan tipe percabangannya adalah monopodial.Pohon
ketapang (Terminalia catappa) bukan
termasuk tumbuhan langka. Pohon ketapang kerap ditanam sebagai pohon peneduh di
tanam ataupun di pinggir jalan. Pohon ketapang mempunyai bentuk cabang dan
tajuk yang khas. Cabangnya mendatar dan tajuknya bertingkat-tingkat mirip
struktur pagoda.
Selain
disebut ketapang, pohon ini memiliki berbagai nama daerah seperti hatapang
(Batak), katafa (Nias), katapieng (Minangkabau), lahapang (Simeulue), ketapas
(Timor), atapang (Bugis), talisei, tarisei, salrise (Sulawesi Utara), tiliso,
tiliho, ngusu (Maluku utara), sarisa, sirisa, sirisal, sarisalo (Maluku), lisa
(Rote), dan kalis kris (Papua).
12. Bogenvil (Bougainvillea
spectabilis)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Carryophyllales
Family :
Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Species : Bougainvillea spectabilis
(Sumber:
Cronquist. 1981)
Bogenvil
atau kembang kertas yang sering kita temui ini mempunyai bentuk batang yang
bulat dan permukaan yang kasar berduri. Kembang ini termasuk habitus perdu yang
tipe batangnya batang berkayu. Arah tumbuh batangnya memanjat pada durinya dan
percabangan yang simpodial. Tanaman bogenvil termasuk tanaman
perdu tegak, tinggi tanaman kira-kira 2-4 meter. Sistem perakarannya
adalah tunggang.
Dengan
akar-akar cabang yang melebar ke semua arah dengan kedalaman 40 cm – 80
cm. Akar yang terletak dekat permukaan tanah kadang tumbuh terus atau akar
bakal tanaman bara. Bogenvil merupakan perdu yang memanjatdan
menggantung, tinggi 0,3 m – 10 m. batang memiliki cabang berkayu bulat, beruas,
dan memiliki diameter 5 mm – 8 mm, berwarna coklat dan majemuk. Bunga bogenvil
termasuk bunga majemuk, payung 3 – 15 bunga. Bunga beranekaragam ada
kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya. Kelopak bunga
berbentuk tabung 2 – 4 mm. taju bunga 5 -8, berbentuk paku, berambut halus.
Pasangan daun yang sama dihubungkan dengan tonjolan yang
melintang. Daun menyirip berdaun satu, helaian daun lebar bulat sampai
memanjang, bertepi rata, bertulang menyirip atau bertulang tiga sampai lima.
Bogenvil memiliki buah
buni yang masak hitam megnkilat, panjang 1 cm, bebiji dua atau karena kegagalan
berbiji satu dan tidak memiliki lekukan.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:82), arah tumbuh batang bogenvil adalah memanjat pada durinya.
II.
KESIMPULAN
1.
Bentuk
batang tanaman bermacam-macam, antara lain: bulat, bersergi (bangun segi tiga
dan bangun segi empat), pipih (filokladia dan kladodia).
2.
Habitus
pada batang dapat dibedakan menjadi habitus herba, semak, perdu, pohon, liana,
sukulenn, dan lainnya.
3.
Batang
tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut: batang basah, batang berkayu, batang
rumput, dan batang mendong.
4.
Arah
tumbuh batang dibedakan menjadi tegak lurus, menggantung, berbaring, menjalar
atau merayap, serong ke atas atau condong, mengangguk, memanjat, dan membelit
kiri atau kanan.
5.
Dilihat
dari permukaan batangnya, dapat dibedakan menjadi permukaan yang licin,
berusuk, beralur, bersayap, berambut, berduri, memperlihatkan berkas-berkas
daun, memperlihatkan berkas-berkas daun penumpu, memperlihatkan banyak
lentisel, serta keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak.
6.
Percabangan
pada batang ada tiga yaitu monopodial, simodial, dan dikotom atau menggarpu.
7.
Modifikasi pada
permukaan batang ada bermacam-macam, di antaranya berduri pada kaktus (Opuntia vulgaris), memperlihatkan
lepasnya kerak pada jambu biji (Psidium
guajava L.), memperlihatkan banyak lentisel pada ketapang (Terminalia catappa L.), berbulu pada
telang (Clitoria ternatea L.), licin
pada teki (Cyperus rotundus L.),
berduri pada bogenvil (Bougainvillea
spectabilis Wild.) dan memperlihatkan berkas cabang pada papaya (Carica papaya L.).
III.
DAFTAR
PUSTAKA
A.
Daftar pustaka buku
Amintarti, Sri dan M. Arsyad. 2015. Penuntun
Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.
Cronquist,
A. 1981. An Integrated System of
Flowering Plants. Columbia
University: New York.
Pudjoarinto. 1995. Botani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta.
Sumardi, I dan A. Pudjoartanto. 1983. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
UGM: Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah
Mada University Press.
Van steenis,
C.G.G.J. 1991. Flora. PT. Pradaya
Paramita. Jakarta.
B. Daftar pustaka gambar
Anonim i. 2015. jambu biji
informasi tanaman herbal. http://tanamanherbal.wordpress.com.
Diakses pada 01 April 2015.
Anonim j. 2015. Foto Gambar
Pohon Cemara. http://ahsanfile.files.wordpress.com.
Diakses pada 01 April 2015.
Anonim k. 2015. Terminalia
catappa. http://upload.wikimedia.org.
Diakses pada 01 April 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar