Rabu, 18 Maret 2015

Morfologi Tumbuhan "Daun tunggal dan bagian-bagiannya"

PRAKTIKUM I
Topik                   : Daun tunggal dan bagian-bagiannya
Tujuan                 : Mengenal bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal
Hari/Tanggal        : Sabtu, 21 Februari 2015
Tempat                : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 

I.          ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
1.      Baki/nampan
2.      Alat Tulis
3.      Kamera
B.     Bahan
1.      Daun bambu (Bambusa sp)
2.      Daun tebu (Saccharum officinarum L.)
3.      Daun pisang (Musa paradisiacal L.)
4.      Daun jarak (Ricinus communis L.)
5.      Daun widelia (Widelia sp)
6.      Daun keladi (Colocasia sp )
7.      Daun Mangga (Mangifera indica L.)

 II.     CARA KERJA
1.      Mengamati bagian-bagian daun: tangkai (petiolus), pelepah (vagina), helaian (lamina), lidah-lidah (ligula).
2.      Mengamati bangun daun: lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai, pita, garis, dsb.
3.      Mengamati ujung daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, terbelah, berduri.
4.      Mengamati pangkal daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berlekuk.
5.      Mengamati tepi daun: rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, berombak, berlekuk, bercangap, berbagi.
6.      Mengamati daging daun: tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas, seperti perkamen, seperti kulit, berdaging.
7.      Mengamati pertulangan daun: menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
8.      Mengamati permukaan atas dan bawah daun: gundul, licin (mengkilap, suram, berselaput lilin), kasap, berkerut, berbinggul-binggul, berbulu (jarang, halus dan rapat, kasar).
9.      Mengamati warna daun permukaan atas dan bawah
10.  Menggambar hasil pengamatan.

 III.   TEORI DASAR
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batangtempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan senyawa zat hijau yang dinamakan klorofil. Daun berfungsi sebagai alat yang berfungsi untuk :
1.      Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi)
2.      Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3.      Penguapan (transpirasi)
4.      Pernapasan (respirasi)
A.    Bagian-bagian daun
Daun lengkap mempunyai 3 bagian, yaitu :
1.      Upih daun atau pelepah daun (vagina)
2.      Tangkai daun (petiolus)
3.      Helaian daun (lamina)

B.     Bangun/ Bentuk Daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan empat golongan, yaitu :
1)   Bagian yang terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun
Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian terlebarnya terletak ditengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat/bundar (orbcularis), bangun perisai (peltatus), jorong (ovalis atau ellipticus, memanjang (oblongus) dan bangun lanset (lanceolatus).
2)   Bagian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun
Daun-daun yang memiliki bagian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam 2 golongan, yaitu :
a.       Pangkal daunnya tidak bertoreh. Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk daun seperti bangun bulat telur (ovatus), bangun segitiga (triangularis), bangun delta (deltoideus), dan bangun belah ketupat (rhomboideus).
b.      Pangkal daun bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk daun seperti bangun jantung (cordatus), bangun ginjal atau kerinjal (reniformis), bangun anak panah (sagitattus), bangun tombak (hastatus), dan bangun bertelinga (auriculatus).
3)   Bagian yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah helaian daun
Daun dengan bagian terlabar terdapat ditengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat telur sungsang (abovatus), bangun jantung sungsang (obcordatus), bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus) dan bangun sudip atau spatel atau solet (spathulatus).
4)   Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya
Dalam golongan ini termasuk dalam daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjang daunnya.
Pada umumnya bentuk daun yang dari pangkal ke ujung  sama lebarnya adalah bangun garis (linearis), bangun pita (ligulatus), bangun pedang (ensiformis), bangun paku atau dabus (subulatus) dan bangun jarum (acerosus).
C.    Ujung Daun (Apex folli) dan Pangkal Daun (Basis folli)
Ujung daun dan pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Ada tujuh bentuk daun yang kita jumpai yaitu runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), rumpang (truncates), terbelah (retusus) dan berduri (mucronatus).
D.    Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Nevatio )
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi untuk memberi kekuatan pada daun atau sebagai penguat dan jalan untuk pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga macam, yaitu ibu tulang daun (costa), tulang-tulang cabang (nervus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun dapat dibedakan beberapa macam susunan tulangnya dapat dibedakan atas empat golongan, yaitu daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis), bertulang menjari (palminervis) dan bertulang sejajar (rectinervis).
E.     Tepi Daun (Margo filli)
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1.            Tepi daun dengan toreh merdeka
Tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak ragamnya, yang sering dijumpai adalah tepi dan bergerigi (serratus), bergerigi ganda (biserratus), bergigi (dentatus), beringgit (crenatus) dan berombak (repandus).

2.            Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya.
Berdasarkan dalamnya toreh- toreh pada tepi daun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (lobatus), bercangap (fissus) dan berbagi (partisus).
F.     Daging Daun (Invertinum)
Daging daun (invertinum) adalah bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Dibagian ini zat-zat yang diambil dari luar tubuh menjadi zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung tebal tipisnya daging daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat bersifat seperti selaput (membranceus), seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus), seperti perkamen (perkamenteus), seperti kulit belulang (coriaceus), dan berdaging (carnoss).
G.    Warna Daun
Secara umum kita ketahui bahwa daun berwarna hijau, namun tidak jarang kita jumpai daun yang warnanya tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau nuansa, misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, atau hijau kekuningan.
H.    Permukaan Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berbeda, biasanya sis atas lebih hijau, licin atau mengkilat dibandingakan dengan sisi bawah. Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik, rambut, duri, dan lain-lain. Oleh karena itu, orang membedakan permukaan daun ada yang licin (lavies), gundul (glaber), kasap (scaber), berkerut (rugosus), berbingkul-bingkul (bullatus), berbulu (pilosus), berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus)
IV.  HASIL PENGAMATAN
A.   TABEL PENGAMATAN
No
Nama
tumbuhan
Bangun daun
Ujung daun
Pangkal daun
Tepi daun
Daging daun
Permukaan atas dan bawah daun
Warna daun
Atas
Bawah
1
Daun bambu
Bangun
pita
Runci-ng
membulat
Rata

Sepertiperka-men
Berbu-lu
Licin
Hijau tua
2
Daun tebu
Bangun pita
Runci-ng
Membulat
Rata

Seperti perka-men

Berbu-lu
kasar
Berbu-lu
Kasar
Hijau
3
Daun pisang
Jorong
Membu-lat
Tumpul
Rata
Seperti kertas
Licin
Bersela-put lilin

Hijau
4
Daun jarak
Bangun bulat
Merun-cing
Membulat
Bergerigi
Tipis lunak
Licin
Berbingkul-bingkul
Hijau kemera-han
5
Daun widelia
Bulat
Runci-ng
Tumpul
Bergerigi ganda
Tipis lunak
Berbu-lu

Berbingkul-bingkul
Hijau
6
Daun keladi
Bangun Perisai
Runci-ng
Membu-lat
Berom-bak
Tipis lunak
Kasap
Bersela-put lilin

Hijau tua
7
Daun mangga
Bangun lanset
Merun-cing
Tumpul
Rata
Perka-men
Licin
Licin
Hijau tua

B.  Gambar Hasil Pengamatan
1.      Daun bambu (Bambusa sp)
2.      Daun tebu (Saccharum officinarum L.)
3.      Daun pisang (Musa paradisiacal L.)
4.      Daun jarak (Ricinus communis L.)
5.      Daun widelia (Widelia sp)
6.      Daun keladi (Colocasia sp )
7.      Daun Mangga (Mangifera indica L.)


  
V.     ANALISIS DATA
1.      Daun bambu (Bambusa sp)
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa daun Bambusa sp. mempunyai bangun daun pita. Ujung daunnya runcing (acuminatus) dengan pangkal daun bangun membulat dan tepi daunnya rata (integer). Daging daunnya seperti perkamen. Jika diraba permukaan atasnya terasa berbulu sedangkan permukaan bawahnya licin. Daunnya berwarna hijau tua.
Klasifikasi daun bambu:
Kingdom             : Plantae
Divisio                  : Magnolophyta
Classis                  : Liliopsida
Sub classis            : Commelinidae
Ordo                     : Cyperales
Familia                 : Poaceae
Genus                   : Bambusa
Species                 : Bambusa sp
(Sumber : C. C. G. J. Van Steenis. 2003) 
            Pada praktikum kali ini diketahui bahwa daun bambu (Bambusa sp) adalah daun tunggal yang memiliki daun lengkap. Hal itu dikarenakan daun bambu (Bambusa sp) memiliki pelepah/upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Tumbuhan bambu (Bambusa sp) memiliki bangun daun pita (ligulatus), ujung daun yang runcing (acutus). Dalam hal ini telah dijelaskan oleh Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:32), bahwa tumbuhan bambu memiliki ujung daun runcing (acutus), kedua tepi daun di kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90°).
           
Pangkal daun yang membulat, tepi daun yang rata (integer), daging daun yang perkamen, permukaan bagian atas yang licin suram dan pada bagian bawah yang kasap, serta warna daun yang hijau tua. Dari arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, termasuk ke dalam daun-daun yang bertulang sejajar atau lurus karena ibu tulang daunnya yang besar membujur ke tengah, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan membujur sejajar ibu tulang daun.
            Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, contohnya : pohon pisang (Musa paradisiacal L.), pohon pinang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa sp.) dan lain-lainnya. Hal ini telah disebutkan dalam buku Morfologi Tumbuhan (1985:35) oleh Gembong Tjitrosoepomo.
            Pada daun bambu (Bambusa sp.) yang familinya Poaceae, warna daun hijau tua, permukaan atas daun kasar, daging daun tipis, ujung daun berbentuk runcing, bangun daun berbentuk memanjang, tulang daun sejajar, tepi daun rata,  tangkai daun bulat dan berongga, memiliki pelepah karena bambu termasuk golongan monocotyl. Daun bambu merupakan daun yang sempurna karena terdiri dari tangkai, upih, dan helaian.
Terdapat perbedaan antara literatur dengan hasil pengamatan saya, daging daun misalnya. Menurut saya, daging daun bambu bertipe perkamen karena keadaan daging yang tipis namun cukup kaku. Selain itu juga pada bangun daun bambu adalah pita bukannya memanjang, karena bangun pita serupa dengan daun bangun garis yang penampang melintangnya pipih dan daun amat panjang, tetapi pada daun bambu sendiri lebih panjang. Pada literatur menyebutkan permukaan atas daun bambu kasar, menurut saya permukaan daun bambu lebih tepat bertipe kasap, karena walau terlihat licin pada permukaannya saat diraba akan terasa sedikit kasar. Dikatakan pada literatur tersebut bahwa permukaan atas daun bambu adalah kasar, menurut saya permukaan daun bamboo lebih tepat digolongkan berbulu saja, karena walau kita melihat permukaan daun tersebut licin, saat kita meraba daun bambu itu akan sedikit terasa bulu-bulu yang halus.


2.      Daun tebu (Saccharum officinarum L.)
Berdasarkan hasil pengamatan saya diketahui bahwa daun Saccharum officinarum L. mempunyai bangun pita. Ujung daunnya runcing dengan pangkal daun yang romping  dan tepi daunnya rata. Daging daunnya seperti perkamen. Jika diraba permukaan atas dan bawahnya berbulu kasar. Daunnya berwarna hijau.
Klasifikasi daun tebu :
Kingdom : Plantae
       Divisio      : Magnoliophyta
Classis      : Liliopsida
Ordo         : Poales
Familia     : Poaceae
Genus       : Saccharum
Spesies     : Saccharum officinarum L.
(Sumber : C. C. G. J. Van Steenis. 2003) 
            Daun tebu (Saccharum officinarum L.) mempunyai daun pita (ligulatus) karena penampang melintangnya pipih dan daunnya yang lebih panjang dari bangun pita, bentuk daun yang runcing, pangkal daun yang rompang/rata (truncatus), tepi daun yang rata, daging daun yang perkamen, permukaan atas daun yang licin suram dan permukaan bawah yang kasap, serta berwaran hijau. Daun tunggal ini bukanlah daun yang lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina) dan pelepah daun (vagina). Pertulangan daun yang dimiliki tebu adalah sejajar, seperti yang telah dijelaskan oleh Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:40), daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis), biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita, yang mempunyai satu tulang di tengah yang besar dan membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulangannya tadi, oleh sebab itu disebut pula bertulang sejajar.
            Daun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah dan helain daun, tanpa tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang dengan kedudukan yang berseling. Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin sempit. Pada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun. Pertulangan daunnya sejajar. Helaian daun berbentuk garis sepanjang 1 sampai 2 meter dan melebar 4 sampai 7 cm dengan ujung runcing, bagian tepi rata.
Terdapat perbedaan pada pengamatan saya dengan literatur yang tertulis diatas. Dikatakan di sana bahwa permukaan atas daun yang licin suram dan permukaan bawah  yang kasap , menurut saya pada permukaan atas dan bawah daun tebu itu sama-sama berbulu kasar karena saat daun kita raba (di pegang) maka terdapat bulu-bulu yang terasa kasar sehingga saya simpulkan permukaan atas dan bawah daun tebu berbulu kasar.
3.      Daun pisang (Musa paradisiaca L.)
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa daun Musa paradisiaca L. mempunyai bangun jorong. Ujung daunnya membulat dengan pangkal daun tumpul dan tepi daunnya rata.  Daging daunnya seperti kertas dengan pertulangan daun menyirip. Jika diraba permukaan atas licin dan bawahnya berselaput lilin. Daunnya berwarna hijau.
     Klasifikasi daun pisang :
Kingdom : Plantae
Divisio      : Magnoliophyta
Classis      : Liliopsida
Ordo         : Zigeberales
Familia     : Musaceae
Genus       : Musa
Spesies     : Musa paradisiaca L.
(Sumber : C. C. G. J. Van Steenis. 2003) 

Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi tumbuhan (1985:47), tebal atau tipisnya helaian daun, pada hakikatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging daun, bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang salah satunya seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar, misalnya daun pisang (Musa paradisiacal L.). Selain itu, menurut Gembong Tjitrosoepomo dibukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal L.) pohon pinang (Areca catechu L.) bambu (Bambusa sp.) dll.
Menurut http://www.scribd.com/(2015) dengan judul Prak-1-Mortum, daun pisang merupakan daun tunggal yang mempunyai bagian–bagian daun lengkap berupa pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaiandaun (lamina). Daun pisang berbentuk jorong dengan ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang runcing dan tepi daun rata. Daging daun seperti kertas, untuk permukaan daunnya pada bagian atas licin mengkilap dan bagian bawahnya licin, serta warna daunnya hijau.
Perbedaan pengamatan terdapat pada ujung daun, menurut saya daun pisang lebih tepat dikatakan memiliki ujung daun yang membulat karena tidak terbentuk sudut sama sekali. Perbedaan lain pada pangkal daunnya menurut saya pangkal daun pisang adalah tumpul, karena biasanya pangkal daun tersebut terdapat pada daun dengan bangun-bangun bulat telur dan jorong.
Perbedaan berikutnya pada kedua permukaan bawah daun pisang. Pada permukaan bawah yang berselaput lilin (pruinosus). Seperti yang tertulis di buku Morfologi Tumbuhan karangan Gembong Tjitrosoepomo (1985:49), berselaput lilin (pruinosus), misalnya sisi bawah daun pisang (Musa paradisiacal L.), daun tasbih (Canna hybrid Hort.).



4.      Daun jarak (Ricinus communis L.)
Berdasarkan hasil pengamatan daun jarak (Ricinus communis L.) adalah daun tunggal yang tergolong daun tidak lengkap, karena pada bagian daunnya hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamila), tidak terdapat pelepah/upih daun (vagina). Daun ini mempunyai bangun bulat, ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang bergerigi, daging daun yang tipis lunak (herbaceus), permukaan atas yang licin dan bawah yang berbingkul-bingkul, serta berwarna hijau kemerahan. Tulang–tulang cabang yang dimiliki daun jarak adalah  bertulang menjari.
       Klasifikasi daun jarak:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Euphorbiales
Familia            : Euphorbiaceae
Genus              : Ricinus
Spesies            : Ricinus communis L.
(Sumber : C. C. G. J. Van Steenis. 2003) 
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:40), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini lazimnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling panjang, sedang ke samping semakin pendek. Daun dengan susunan tulang demikian pun umumnya hanya terdapat pada tumbuhan berbiji terbelah (Dicolyledoneae), misalnya pada papaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp.), dll.

 Daun jarak memiliki bagian-bagian daun seperti tangkai daun (petiolus)dan helaian daun (lamina). Daun ini berbentuk bulat dengan ujung daun yang runcing. Untuk pangkal daunnya adalah tepi daunnya dapat bertemu dengan tepi daun yang  bergerigi ganda. Pertulangan daunnya menjari (palmineris), yaitu dari pangkal daunnya keluar beberapa tulang yang memencar  dan  tersusun seperti jari tangan. Jumlahnya gasal, yang di tengah paling besar dan panjang, sedang makin ke samping semakin pendek. Tepi daun bergerigi ganda. Untuk daging daunnya tipis lunak dan pada permukaan atas daun licin sedangkan bawahnya juga licin.Warna daun jarak adalah hijau dengan garis merah pada pertulangan daunnya..
Perbedaan pengamatan dengan literatur adalah pada tepi daun menurut saya lebih tepat dikatakan bergerigi saja tidak semua angulusnya besar  dan tepinya bergerigi lagi lebih banyak yang kecil. Yang kedua permukaan bawahnya saya rasa lebih tepat dikatakan berbingkul-bingkul.

5.      Daun widelia (Widelia sp)
Berdasarkan hasil pengamatn daun widelia (Widelia sp) mempunyai bangun bulat, ujung daun yang runcing, pangkal daun yang tumpul, tepi daun yang bergerigi ganda, daging daun yang tipis lunak, permukaan atas daun yang berbulu dan bawah  yang berbingkul-bingkul, serta warna daun yang hijau. Memiliiki susunan tulang daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini dikatakan tidak lengkap karena dia hanya memiliki bagian-bagian daun terkecuali upih daun atau pelepah daun (vagina), daun widelia memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamila).

    



 Klasifikasi daun widelia:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub classis       : Asteridae
Ordo                : Asteriales
Familia            : Asteriaceae
Genus              : Widelia
Spesies            : Widelia sp.
(Sumber : C. C. G. J. Van Steenis. 2003) 
Menurut http://www.scribd.com/(2015) dengan judul Prak-1-Mortum, daun widelia merupakan daun tunggal yang terdiri dari bagian berupa tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Bentuk daunnya bulat dengan ujung daun yang runcing. Pada pangkal daunnya meruncing dan tepi daun bergerigi. Pertulangan daunnya menjari, dan daging daunnya tipis lunak.Permukaan atas dan bawah daun berbulu. Warna daunnya pada bagian atas hijau agak tua sedangkan bagian bawahnya hijau lebih muda.
Perbedaan pencandraan pada daun widelia, pangkal daunnya saya kira lebih tepat disebut tumpul, karena  membentuk sudut lebih dari 45 derajat. Pada permukaan bawah daun lebih tepat dikatakan berbingkul-bingkul.

6.      Daun keladi (Colacasia sp)
Berdasarkan hasil pengmatan daun keladi (Colacaia sp) merupakan daun lengkap karena terdiri atas helaian daun, tangkai daun, dan upih/pelapah daun.

Helaian daun keladi sendiri memiliki bangun daun perisai (peltatus), ujung daun yang runcing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang berombak, daging daun yang tipis lunak, permukaan atas daun yang kasap dan bawah berselaput lilin, serta warna daun yang hijau.
     Klasifikasi daun keladi:
Kingdom : Plantae
Divisio                 : Magnoliophyta
Classis                  : Magnoliopsida
Sub classis           : Aracidae
Ordo                    : Arales
Familia                 : Araceae
Genus                  : Colocasia
Spesies                 : Colocasia sp
(Sumber : C. C. G. J. Van Steenis. 2003) 
Daun keladi memiliki bagian-bagian daun yang lengkap karena memiliki pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Daun seperti bangun perisai dengan ujung daun yang tumpul. Untuk pangkal daunnya bulat sehingga tepi daun dapat bertemu. Bentuk tepi daun dari daun keladi ini berombak (berlekuk) dengan daging daun tipis lunak. Permukaan daun bagian atasnya licin mengkilap sedangkan bagian bawahnya licin. Warna daunnya hijau (Steenis,1981).
Perbedaan pengamatan saya yang pertama ada pada  pangkal daun, menurut saya lebih tepat dikatakan membulat bukan bulat. Hal ini disebabkan karena bagian pangkal daunnya sulit untuk ditemukan karena tepi daunnya yang berdekatan atau bertemu satu sama lain, dan pertemuan tepi daun pada pangkal daun tersebut terjadi pada sisi yang sama, dan untul hal tersebut  maka pangkal daunnya dikatakan membulat.
Perbedaan yang kedua adalah bagian permukaan daun, menurut saya lebih tepat dikatakan kasap, karena walau kita melihat dari kejauhan licin mengkilap karena zat lilin, namun bila diraba akan terasa lebih sedikit kasar.

7.      Daun mangga (Mangifera indica L.)
Berdasarkan hasil pengamatan daun mangga (Mangifera indica L.) mempunyai bangun daun lanset (lanceolatus), ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang tumpul, tepi daun yang rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas dan bawah daun licin, serta berwarna hijau tua.
Klasifikasi daun mangga:
Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliphyta
Classis             : Magnoliopsida
Subkelas          : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae
Genus              : Mangifera
Species            : Mangifera indica L.
(Gembong Tjitrosoepomo: 2010)
Daun ini bertulang menyirip. Daun mangga adalah daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah/upih daun (vagina).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), mengenai susunan tulang daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan salah satunya hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja: lazimnya lalu disebut daun bertangkai.
 Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian tadi, misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.) mangga (Mangifera indeca L.).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamankan bertulang menyirip. Daun dengan susunan yang demikian ini umum kita dapati pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Mangifera indica L.).
Menurut http://www.scribd.com/(2015) dengan judul Prak-1-Mortum, daun mangga memiliki bagian-bagian yang hanya terdiri dari tangkai daun(petiolus) dan helaian daun (lamina) saja sehingga disebut daun tak lengkap. Daun mangga berbetuk lanset dengan ujung daun dan pangkal daun yang runcing. Tepi daun ini rata dengan pertulangan daun yang menyirip. Daging daunnya seperti perkamen, sedangkan permukaan atas daun licin mengkilap dan bawahnya licin.Daun mangga berwarna hijau.
Perbedaan pengamatan terdapat pada ujung daun, saya rasa ujung daun mangga adalah meruncing karena titik pertemuannya yang lebih panjang dari titik pertemuan runcing biasa.

VI.             KESIMPULAN
1.      Daun bambu merupakan daun lengkap karena terdiri atas upih, tangkai, dan helaian. Daun bambu memiliki ciri bentuk daun pita, ujung daun runcing, pangkal daun membulat, tepi daun rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas berbulu dan bawah licin, dan warna daunnya hijau tua.
2.      Daun tebu merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas helaian dan pelepah saja. Daun tebu memiliki ciri bentuk daun pita, ujung daun runcing, pangkal daun rompang, tepi daun rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas dan bawah daun berbulu kasar, dan warna daunnya hijau.
3.      Daun pisang merupakan daun lengkap karena terdiri atas upih, tangkai, dan helaian. Daun pisang memiliki ciri bentuk daun jorong, ujung daun membulat, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, daging daun seperti kertas, permukaan atas licin dan bawah berselaput lilin, dan warna daunnya hijau.
4.      Daun jarak merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Daun jarak memiliki ciri bentuk daun bangun bulat, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, tepi daun bergerigi, daging daun tipis lunak, permukaan atas licin dan bawah berbingkul-bingkul, dan warna daunnya hijau kemerahan.
5.      Daun widelia merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Daun widelia memiliki ciri bentuk daun bulat, ujung daun runcing, pangkal daun tumpul, tepi daun bergerigi, daging daun tipis lunak, permukaan atas berbulu dan bawah berbingkul-bingkul, dan warna daunnya hijau.
6.      Daun keladi merupakan daun lengkap karena terdiri atas upih, tangkai, dan helaian. Daun keladi memiliki ciri bentuk daun bangun perisai, ujung daun runcing, pangkal daun membulat, tepi daun berombak, daging daun tipis lunak, permukaan atas kasap dan bawah berselaput lilin, dan warna daunnya hijau.
7.      Daun mangga merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Daun mangga memiliki ciri bentuk daun lanset, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas dan bawah daunnya licin, dan warna daunnya hijau tua.


VII.          DAFTAR PUSTAKA

a.       Daftar  pustaka buku

Amintarti, Sri.  Dan Arsyad, M. 2015 . Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.

Van steenis, C.G.G.J. 1991. Flora. PT. Pradaya Paramita. Jakarta

Anonim a. http://www.scribd.com/. Diakses 25 Februari 2015


b.      Daftar pustaka gambar
Gambar. 1 Anonim a. 2015.Bambusa sp 'Richard Waldron'.
http://bambooweb.info(online). Diakses pada  25 Februari 2015.
Gambar. 2 Anonim b. 2015. Tebu. http://www.google.com/imagresimgur l.
Diakses 25 Februari 2015.

Gambar. 3 Anonim c. 2015. Khasiat Daun Pisang. http://malioboro77.wordpress.com.
Diakses pada 25 Februari 2015.

Gambar. 4 Anonim d. 2015. Jarak. http://colecionadoradepalvras.blogspot.com.
 Diakses pada 25 Februari 2015.

Gambar. 5 Anonim e. 2015. Wedelia Texana. http://www.sbs.utexas.edu (online).
Diakses pada 25 Februari 2015.

Gambar. 6 Anonim f. 2015. Kalis Bagai Anyer di Daun Keladi.
http://bidalmelayu.wordpress.com(online). Diakses  pada 25 Februari 2015.

Gambar. 7 Anonim g. 2015. Berkenalan Dengan Pohon Bintaro.
http://suriani.co.cc(online). Diakses pada 25 Februari 2015.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar