PRAKTIKUM
I
Topik : Daun tunggal dan bagian-bagiannya
Tujuan : Mengenal bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun
tunggal
Hari/Tanggal :
Sabtu, 21 Februari 2015
Tempat
: Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.
ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat
1.
Baki/nampan
2.
Alat
Tulis
3.
Kamera
B.
Bahan
1.
Daun
bambu (Bambusa sp)
2.
Daun
tebu (Saccharum officinarum L.)
3.
Daun
pisang (Musa paradisiacal L.)
4.
Daun
jarak (Ricinus communis L.)
5.
Daun
widelia (Widelia sp)
6.
Daun
keladi (Colocasia sp )
7.
Daun
Mangga (Mangifera indica L.)
II.
CARA
KERJA
1.
Mengamati bagian-bagian daun: tangkai
(petiolus), pelepah (vagina), helaian (lamina), lidah-lidah (ligula).
2. Mengamati
bangun daun: lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai, pita, garis, dsb.
3. Mengamati
ujung daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, terbelah, berduri.
4. Mengamati
pangkal daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berlekuk.
5. Mengamati
tepi daun: rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, berombak,
berlekuk, bercangap, berbagi.
6. Mengamati
daging daun: tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas, seperti
perkamen, seperti kulit, berdaging.
7. Mengamati
pertulangan daun: menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
8. Mengamati
permukaan atas dan bawah daun: gundul, licin (mengkilap, suram, berselaput
lilin), kasap, berkerut, berbinggul-binggul, berbulu (jarang, halus dan rapat,
kasar).
9. Mengamati
warna daun permukaan atas dan bawah
10. Menggambar
hasil pengamatan.
III. TEORI DASAR
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat
pada batangtempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus)
batang dan tempat di atas yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan
ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan senyawa zat hijau
yang dinamakan klorofil. Daun berfungsi sebagai alat yang berfungsi untuk :
1.
Pengambilan
zat-zat makanan (resorbsi)
2.
Pengolahan
zat-zat makanan (asimilasi)
3. Penguapan
(transpirasi)
4. Pernapasan
(respirasi)
A.
Bagian-bagian daun
Daun lengkap mempunyai 3 bagian, yaitu :
1. Upih
daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai
daun (petiolus)
3. Helaian
daun (lamina)
B.
Bangun/
Bentuk Daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak
bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan empat golongan, yaitu :
1)
Bagian
yang terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun
Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian terlebarnya
terletak ditengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat/bundar
(orbcularis), bangun perisai (peltatus), jorong (ovalis atau ellipticus,
memanjang (oblongus) dan bangun
lanset (lanceolatus).
2) Bagian
yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun
Daun-daun yang memiliki bagian yang terlebar dibawah
tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam 2 golongan, yaitu :
a. Pangkal
daunnya tidak bertoreh. Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk daun seperti
bangun bulat telur (ovatus), bangun
segitiga (triangularis), bangun delta
(deltoideus), dan bangun belah
ketupat (rhomboideus).
b.
Pangkal
daun bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk daun
seperti bangun jantung (cordatus),
bangun ginjal atau kerinjal (reniformis),
bangun anak panah (sagitattus),
bangun tombak (hastatus), dan bangun
bertelinga (auriculatus).
3) Bagian
yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah helaian daun
Daun dengan bagian terlabar terdapat ditengah-tengah
helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat telur sungsang (abovatus), bangun jantung sungsang (obcordatus), bangun segitiga terbalik
atau bangun pasak (cuneatus) dan
bangun sudip atau spatel atau solet (spathulatus).
4)
Tidak
ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama
lebarnya
Dalam golongan ini termasuk dalam daun-daun tumbuhan
yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan
panjang daunnya.
Pada
umumnya bentuk daun yang dari pangkal ke ujung
sama lebarnya adalah bangun
garis
(linearis), bangun pita (ligulatus), bangun pedang (ensiformis), bangun paku atau dabus (subulatus) dan bangun jarum (acerosus).
C.
Ujung
Daun (Apex folli) dan Pangkal Daun (Basis folli)
Ujung daun dan
pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Ada tujuh bentuk
daun yang kita jumpai yaitu runcing (acutus),
meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), rumpang (truncates),
terbelah (retusus) dan berduri (mucronatus).
D. Susunan
Tulang Daun (Nervatio atau Nevatio )
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi
untuk memberi kekuatan pada daun atau sebagai penguat dan jalan untuk
pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun dibedakan dalam
tiga macam, yaitu ibu tulang daun (costa),
tulang-tulang cabang (nervus lateralis),
dan urat-urat daun (vena).
Berdasarkan arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun dapat
dibedakan beberapa macam susunan tulangnya dapat dibedakan atas empat golongan,
yaitu daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis),
bertulang menjari (palminervis) dan
bertulang sejajar (rectinervis).
E.
Tepi
Daun (Margo filli)
Secara garis besar
tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus).
Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh
pada tepi daun dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1.
Tepi daun dengan toreh merdeka
Tepi daun dengan
toreh yang merdeka banyak ragamnya, yang sering dijumpai adalah tepi dan
bergerigi (serratus), bergerigi ganda
(biserratus), bergigi (dentatus), beringgit (crenatus) dan berombak (repandus).
2.
Tepi
daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya.
Berdasarkan dalamnya toreh- toreh
pada tepi daun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (lobatus), bercangap (fissus)
dan berbagi (partisus).
F.
Daging
Daun (Invertinum)
Daging daun (invertinum) adalah bagian daun yang
terdapat diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Dibagian ini zat-zat
yang diambil dari luar tubuh menjadi zat-zat yang sesuai dengan keperluan
kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung tebal tipisnya
daging daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat bersifat seperti selaput (membranceus), seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus), seperti perkamen (perkamenteus),
seperti kulit belulang (coriaceus),
dan berdaging (carnoss).
G.
Warna
Daun
Secara umum kita ketahui bahwa daun berwarna hijau,
namun tidak jarang kita jumpai daun yang warnanya tidak hijau. Selain itu warna
hijau pada daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau nuansa, misalnya
merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, atau hijau kekuningan.
H.
Permukaan
Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas
dan bawah berbeda, biasanya sis atas lebih hijau, licin atau mengkilat
dibandingakan dengan sisi bawah. Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat
alat-alat tambahan yang berupa sisik, rambut, duri, dan lain-lain. Oleh karena
itu, orang membedakan permukaan daun ada yang licin (lavies), gundul (glaber),
kasap (scaber), berkerut (rugosus), berbingkul-bingkul (bullatus), berbulu (pilosus), berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus)
IV. HASIL PENGAMATAN
A. TABEL PENGAMATAN
No
|
Nama
tumbuhan
|
Bangun daun
|
Ujung daun
|
Pangkal daun
|
Tepi daun
|
Daging daun
|
Permukaan atas dan bawah
daun
|
Warna daun
|
|
Atas
|
Bawah
|
||||||||
1
|
Daun bambu
|
Bangun
pita
|
Runci-ng
|
membulat
|
Rata
|
Sepertiperka-men
|
Berbu-lu
|
Licin
|
Hijau tua
|
2
|
Daun tebu
|
Bangun pita
|
Runci-ng
|
Membulat
|
Rata
|
Seperti perka-men
|
Berbu-lu
kasar
|
Berbu-lu
Kasar
|
Hijau
|
3
|
Daun pisang
|
Jorong
|
Membu-lat
|
Tumpul
|
Rata
|
Seperti kertas
|
Licin
|
Bersela-put lilin
|
Hijau
|
4
|
Daun jarak
|
Bangun bulat
|
Merun-cing
|
Membulat
|
Bergerigi
|
Tipis lunak
|
Licin
|
Berbingkul-bingkul
|
Hijau kemera-han
|
5
|
Daun widelia
|
Bulat
|
Runci-ng
|
Tumpul
|
Bergerigi ganda
|
Tipis lunak
|
Berbu-lu
|
Berbingkul-bingkul
|
Hijau
|
6
|
Daun keladi
|
Bangun Perisai
|
Runci-ng
|
Membu-lat
|
Berom-bak
|
Tipis lunak
|
Kasap
|
Bersela-put lilin
|
Hijau tua
|
7
|
Daun mangga
|
Bangun lanset
|
Merun-cing
|
Tumpul
|
Rata
|
Perka-men
|
Licin
|
Licin
|
Hijau tua
|
B. Gambar Hasil Pengamatan
1.
Daun
bambu (Bambusa sp)
2.
Daun
tebu (Saccharum officinarum L.)
3.
Daun
pisang (Musa paradisiacal L.)
4.
Daun
jarak (Ricinus communis L.)
5.
Daun
widelia (Widelia sp)
6.
Daun
keladi (Colocasia sp )
7.
Daun
Mangga (Mangifera indica L.)
V. ANALISIS DATA
1. Daun
bambu (Bambusa sp)
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa daun Bambusa sp. mempunyai bangun daun pita. Ujung daunnya runcing (acuminatus) dengan pangkal daun bangun
membulat dan tepi daunnya rata (integer).
Daging daunnya seperti perkamen. Jika diraba permukaan atasnya terasa berbulu
sedangkan permukaan bawahnya licin. Daunnya berwarna hijau tua.
Klasifikasi
daun bambu:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnolophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Poaceae
Genus : Bambusa
Species : Bambusa sp
(Sumber :
C. C. G. J. Van Steenis. 2003)
Pada praktikum kali ini diketahui bahwa daun bambu (Bambusa sp) adalah daun tunggal yang memiliki daun lengkap. Hal itu
dikarenakan daun bambu (Bambusa sp)
memiliki pelepah/upih daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan helaian
daun (lamina). Tumbuhan bambu (Bambusa sp) memiliki bangun daun pita (ligulatus), ujung daun yang runcing (acutus). Dalam hal ini telah dijelaskan
oleh Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:32), bahwa
tumbuhan bambu memiliki ujung daun runcing (acutus),
kedua tepi daun di kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit ke atas dan
pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90°).
Pangkal daun
yang membulat, tepi daun yang rata (integer),
daging daun yang perkamen, permukaan bagian atas yang licin suram dan pada bagian bawah yang kasap, serta warna daun
yang hijau tua. Dari arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun,
termasuk ke dalam daun-daun yang bertulang sejajar atau lurus karena ibu tulang
daunnya yang besar membujur ke tengah, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih
kecil dan membujur sejajar ibu tulang daun.
Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, contohnya :
pohon pisang (Musa paradisiacal L.),
pohon pinang (Areca catechu L.),
bambu (Bambusa sp.) dan lain-lainnya.
Hal ini telah disebutkan dalam buku Morfologi Tumbuhan (1985:35) oleh Gembong
Tjitrosoepomo.
Pada daun bambu (Bambusa sp.)
yang familinya Poaceae, warna daun
hijau tua, permukaan atas daun kasar, daging
daun tipis, ujung daun
berbentuk runcing, bangun daun berbentuk memanjang, tulang daun sejajar, tepi daun rata, tangkai daun bulat dan berongga, memiliki
pelepah karena bambu termasuk golongan monocotyl. Daun bambu merupakan daun
yang sempurna karena terdiri dari tangkai, upih, dan helaian.
Terdapat perbedaan antara literatur
dengan hasil pengamatan saya, daging daun misalnya. Menurut saya, daging daun
bambu bertipe perkamen karena keadaan daging yang tipis namun cukup kaku.
Selain itu juga pada bangun daun bambu adalah pita bukannya memanjang, karena
bangun pita serupa dengan daun bangun garis yang penampang melintangnya pipih
dan daun amat panjang, tetapi pada daun bambu sendiri lebih panjang. Pada
literatur menyebutkan permukaan atas daun bambu kasar, menurut saya permukaan
daun bambu lebih tepat bertipe kasap, karena walau terlihat licin pada
permukaannya saat diraba akan terasa sedikit kasar. Dikatakan pada literatur tersebut bahwa permukaan atas
daun bambu adalah kasar, menurut saya permukaan daun bamboo lebih tepat
digolongkan berbulu saja, karena walau kita melihat permukaan daun tersebut
licin, saat kita meraba daun bambu itu akan sedikit terasa bulu-bulu yang halus.
2. Daun
tebu (Saccharum officinarum L.)
Berdasarkan hasil pengamatan saya diketahui bahwa daun Saccharum officinarum L. mempunyai
bangun pita. Ujung daunnya runcing dengan pangkal daun yang romping dan tepi daunnya rata. Daging daunnya seperti
perkamen. Jika diraba permukaan atas dan bawahnya berbulu kasar. Daunnya
berwarna hijau.
Klasifikasi daun tebu :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum
L.
(Sumber :
C. C. G. J. Van Steenis. 2003)
Daun tebu (Saccharum officinarum
L.) mempunyai daun pita (ligulatus)
karena penampang melintangnya pipih dan daunnya yang lebih panjang dari bangun
pita, bentuk daun yang runcing, pangkal daun yang rompang/rata (truncatus), tepi daun yang rata, daging
daun yang perkamen, permukaan atas daun yang licin suram dan permukaan bawah
yang kasap, serta berwaran hijau. Daun tunggal ini bukanlah daun yang lengkap
karena hanya memiliki helaian daun (lamina) dan pelepah daun (vagina). Pertulangan daun yang dimiliki tebu adalah sejajar, seperti yang telah dijelaskan oleh
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:40), daun-daun
yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis), biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau
bangun pita, yang mempunyai satu tulang di tengah yang besar dan membujur daun,
sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai
arah yang sejajar dengan ibu
tulangannya tadi, oleh sebab itu disebut pula bertulang sejajar.
Daun tebu merupakan
daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah dan helain daun, tanpa
tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang dengan kedudukan yang berseling.
Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin sempit. Pada pelepah terdapat
bulu-bulu dan telinga daun. Pertulangan daunnya sejajar. Helaian daun berbentuk
garis sepanjang 1 sampai 2 meter dan melebar 4 sampai 7 cm dengan ujung runcing, bagian tepi rata.
Terdapat perbedaan pada pengamatan
saya dengan literatur yang tertulis diatas. Dikatakan di sana bahwa
permukaan atas daun yang licin suram dan permukaan bawah yang kasap , menurut saya pada permukaan atas dan
bawah daun tebu itu sama-sama berbulu kasar karena saat daun kita raba (di
pegang) maka terdapat bulu-bulu yang terasa kasar sehingga saya simpulkan
permukaan atas dan bawah daun tebu berbulu kasar.
3. Daun
pisang (Musa paradisiaca L.)
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa daun Musa paradisiaca L. mempunyai bangun
jorong. Ujung daunnya membulat dengan pangkal daun tumpul dan tepi daunnya rata.
Daging daunnya seperti kertas dengan
pertulangan daun menyirip. Jika diraba permukaan atas licin dan bawahnya
berselaput lilin. Daunnya berwarna hijau.
Klasifikasi
daun pisang :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Zigeberales
Familia : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L.
(Sumber : C. C. G. J. Van
Steenis. 2003)
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi tumbuhan (1985:47), tebal atau
tipisnya helaian daun, pada hakikatnya juga bergantung pada tebal tipisnya
daging daun, bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang salah satunya
seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar,
misalnya daun pisang (Musa paradisiacal L.).
Selain itu, menurut Gembong Tjitrosoepomo dibukunya Morfologi Tumbuhan
(1985:11), daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan
misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal
L.) pohon pinang (Areca catechu L.)
bambu (Bambusa sp.) dll.
Menurut http://www.scribd.com/(2015) dengan judul Prak-1-Mortum, daun pisang merupakan daun tunggal
yang mempunyai bagian–bagian daun lengkap berupa pelepah daun (vagina), tangkai
daun (petiolus) dan helaiandaun (lamina). Daun pisang berbentuk jorong dengan
ujung daun yang meruncing, pangkal daun
yang runcing dan tepi daun rata. Daging daun seperti kertas, untuk
permukaan daunnya pada bagian atas licin mengkilap dan bagian bawahnya
licin, serta warna daunnya hijau.
Perbedaan
pengamatan terdapat pada ujung daun, menurut saya daun pisang lebih tepat
dikatakan memiliki ujung daun yang membulat karena tidak terbentuk sudut sama
sekali. Perbedaan lain pada pangkal daunnya menurut saya pangkal daun pisang
adalah tumpul, karena biasanya pangkal daun tersebut terdapat pada daun dengan
bangun-bangun bulat telur dan jorong.
Perbedaan
berikutnya pada kedua permukaan bawah daun pisang. Pada permukaan bawah yang
berselaput lilin (pruinosus). Seperti
yang tertulis di buku Morfologi Tumbuhan karangan Gembong Tjitrosoepomo
(1985:49), berselaput lilin (pruinosus),
misalnya sisi bawah daun pisang (Musa
paradisiacal L.), daun tasbih (Canna
hybrid Hort.).
4. Daun
jarak (Ricinus communis L.)
Berdasarkan
hasil pengamatan daun jarak (Ricinus communis L.) adalah daun tunggal
yang tergolong daun tidak lengkap, karena pada bagian daunnya hanya memiliki
tangkai daun (petiolus) dan helaian
daun (lamila), tidak terdapat
pelepah/upih daun (vagina). Daun ini
mempunyai bangun bulat, ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang
bergerigi, daging daun yang tipis lunak (herbaceus),
permukaan atas yang licin dan bawah yang berbingkul-bingkul, serta berwarna
hijau kemerahan. Tulang–tulang cabang yang dimiliki daun jarak adalah bertulang menjari.
Klasifikasi daun jarak:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus :
Ricinus
Spesies : Ricinus communis L.
(Sumber :
C. C. G. J. Van Steenis. 2003)
Menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:40), daun-daun yang
bertulang menjari (palminervis),
yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar,
memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini
lazimnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling panjang, sedang ke
samping semakin pendek. Daun dengan susunan tulang demikian pun umumnya hanya
terdapat pada tumbuhan berbiji terbelah (Dicolyledoneae),
misalnya pada papaya (Carica papaya L.),
jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp.), dll.
Daun jarak memiliki bagian-bagian daun seperti tangkai
daun (petiolus)dan helaian daun (lamina). Daun ini berbentuk bulat dengan ujung
daun yang runcing. Untuk pangkal daunnya adalah tepi
daunnya dapat bertemu dengan tepi daun yang bergerigi ganda. Pertulangan daunnya menjari
(palmineris), yaitu dari pangkal daunnya keluar beberapa tulang yang
memencar dan tersusun seperti jari tangan.
Jumlahnya gasal, yang di tengah paling besar dan panjang, sedang makin ke samping
semakin pendek. Tepi daun bergerigi ganda. Untuk daging daunnya tipis lunak dan
pada permukaan atas daun licin sedangkan bawahnya juga licin.Warna daun jarak
adalah hijau dengan garis merah pada pertulangan daunnya..
Perbedaan pengamatan dengan literatur adalah pada tepi daun menurut saya
lebih tepat dikatakan bergerigi saja tidak semua angulusnya besar dan tepinya bergerigi lagi lebih banyak yang
kecil. Yang kedua permukaan bawahnya saya rasa lebih tepat dikatakan
berbingkul-bingkul.
5. Daun
widelia (Widelia sp)
Berdasarkan hasil
pengamatn daun widelia (Widelia sp) mempunyai bangun bulat, ujung daun yang runcing, pangkal daun yang tumpul,
tepi daun yang bergerigi ganda, daging daun yang tipis lunak, permukaan atas daun yang berbulu dan bawah yang berbingkul-bingkul, serta warna daun
yang hijau. Memiliiki susunan tulang daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini dikatakan tidak
lengkap karena dia hanya memiliki bagian-bagian daun terkecuali upih daun atau
pelepah daun (vagina), daun widelia memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamila).
Klasifikasi
daun widelia:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub
classis : Asteridae
Ordo :
Asteriales
Familia : Asteriaceae
Genus :
Widelia
Spesies : Widelia sp.
(Sumber :
C. C. G. J. Van Steenis. 2003)
Menurut http://www.scribd.com/(2015) dengan judul Prak-1-Mortum, daun widelia merupakan daun tunggal yang terdiri dari bagian
berupa tangkai daun (petiolus) dan helaian
daun (lamina). Bentuk daunnya bulat dengan ujung
daun yang runcing. Pada
pangkal daunnya meruncing
dan tepi daun bergerigi. Pertulangan daunnya menjari, dan daging
daunnya tipis lunak.Permukaan atas
dan bawah daun berbulu. Warna daunnya pada bagian atas hijau agak tua
sedangkan bagian bawahnya hijau lebih muda.
Perbedaan pencandraan pada daun widelia,
pangkal
daunnya saya kira lebih tepat disebut tumpul, karena membentuk sudut lebih dari 45 derajat. Pada
permukaan bawah daun lebih tepat dikatakan berbingkul-bingkul.
6. Daun
keladi (Colacasia sp)
Berdasarkan
hasil pengmatan daun keladi
(Colacaia sp) merupakan daun lengkap
karena terdiri atas helaian daun, tangkai daun, dan upih/pelapah daun.
Helaian daun keladi sendiri memiliki bangun daun
perisai (peltatus), ujung daun yang
runcing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang berombak, daging daun yang
tipis lunak, permukaan atas daun yang kasap dan bawah berselaput lilin, serta
warna daun yang hijau.
Klasifikasi daun keladi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub classis : Aracidae
Ordo :
Arales
Familia :
Araceae
Genus :
Colocasia
Spesies :
Colocasia sp
(Sumber : C. C. G. J.
Van Steenis. 2003)
Daun keladi memiliki bagian-bagian daun yang
lengkap karena memiliki pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus),
dan helaian daun (lamina). Daun seperti bangun perisai dengan ujung daun
yang tumpul. Untuk pangkal daunnya bulat sehingga tepi daun dapat bertemu.
Bentuk tepi daun dari daun keladi ini berombak (berlekuk) dengan daging daun
tipis lunak. Permukaan daun bagian atasnya licin mengkilap sedangkan bagian
bawahnya licin. Warna daunnya hijau (Steenis,1981).
Perbedaan pengamatan saya
yang pertama
ada pada pangkal
daun, menurut saya lebih tepat dikatakan membulat bukan bulat. Hal ini
disebabkan karena bagian pangkal daunnya sulit untuk ditemukan karena tepi
daunnya yang berdekatan atau bertemu satu sama lain, dan pertemuan tepi daun
pada pangkal daun tersebut terjadi pada sisi yang sama, dan untul hal tersebut maka pangkal daunnya dikatakan membulat.
Perbedaan yang kedua
adalah bagian permukaan daun, menurut saya lebih tepat dikatakan kasap, karena
walau kita melihat dari kejauhan licin mengkilap karena zat lilin, namun bila
diraba akan terasa lebih sedikit kasar.
7. Daun
mangga (Mangifera indica L.)
Berdasarkan hasil
pengamatan daun mangga (Mangifera indica L.) mempunyai bangun
daun lanset (lanceolatus), ujung daun
yang meruncing, pangkal daun yang tumpul, tepi daun yang rata, daging daun
seperti perkamen, permukaan atas dan bawah daun licin, serta berwarna hijau tua.
Klasifikasi daun mangga:
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi :
Magnoliphyta
Classis : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo :
Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus :
Mangifera
Species :
Mangifera indica L.
(Gembong Tjitrosoepomo: 2010)
Daun ini bertulang menyirip. Daun mangga adalah daun
yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah/upih daun (vagina).
Menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), mengenai susunan
tulang daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan salah satunya hanya
terdiri atas tangkai dan helaian saja: lazimnya lalu disebut daun bertangkai.
Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
kita temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian tadi,
misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.)
mangga (Mangifera indeca L.).
Menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), daun-daun yang
bertulang menyirip (penninervis).
Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan
merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar
tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan
sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamankan bertulang menyirip. Daun
dengan susunan yang demikian ini umum kita dapati pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Mangifera indica L.).
Menurut http://www.scribd.com/(2015) dengan judul Prak-1-Mortum, daun
mangga memiliki bagian-bagian yang hanya terdiri dari tangkai daun(petiolus)
dan helaian daun (lamina) saja sehingga disebut daun tak lengkap. Daun mangga berbetuk
lanset dengan ujung daun dan pangkal daun
yang runcing. Tepi
daun ini rata
dengan pertulangan daun yang menyirip. Daging daunnya seperti perkamen,
sedangkan permukaan atas daun
licin mengkilap dan bawahnya licin.Daun
mangga berwarna hijau.
Perbedaan pengamatan terdapat pada ujung daun, saya
rasa ujung daun mangga adalah meruncing karena titik pertemuannya yang lebih
panjang dari titik pertemuan runcing biasa.
VI.
KESIMPULAN
1.
Daun
bambu merupakan daun lengkap karena terdiri atas upih, tangkai, dan helaian.
Daun bambu memiliki ciri bentuk daun pita, ujung daun runcing, pangkal daun membulat, tepi daun rata, daging daun seperti perkamen,
permukaan atas berbulu dan bawah licin, dan warna daunnya hijau tua.
2.
Daun
tebu merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas helaian dan pelepah
saja. Daun tebu memiliki ciri bentuk daun pita, ujung daun runcing, pangkal
daun rompang, tepi daun rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas dan
bawah
daun berbulu kasar, dan warna daunnya hijau.
3.
Daun
pisang merupakan daun lengkap karena terdiri atas upih, tangkai, dan helaian.
Daun pisang memiliki ciri bentuk daun jorong, ujung daun membulat, pangkal daun
tumpul, tepi daun rata, daging daun seperti kertas, permukaan atas licin dan
bawah berselaput lilin, dan warna daunnya hijau.
4.
Daun
jarak merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian
saja. Daun jarak memiliki ciri bentuk daun bangun bulat, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, tepi daun bergerigi,
daging daun tipis lunak, permukaan atas licin dan bawah berbingkul-bingkul, dan
warna daunnya hijau kemerahan.
5.
Daun
widelia merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian
saja. Daun widelia memiliki ciri bentuk daun bulat, ujung daun runcing, pangkal daun tumpul, tepi daun
bergerigi, daging daun tipis lunak, permukaan atas berbulu dan bawah berbingkul-bingkul,
dan warna daunnya hijau.
6.
Daun
keladi merupakan daun lengkap karena terdiri atas upih, tangkai, dan helaian.
Daun keladi memiliki ciri bentuk daun bangun perisai, ujung daun runcing,
pangkal daun membulat, tepi daun berombak, daging daun tipis lunak, permukaan
atas kasap dan bawah berselaput lilin, dan warna daunnya hijau.
7.
Daun
mangga merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian
saja. Daun mangga memiliki ciri bentuk daun lanset, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, tepi daun
rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas dan bawah daunnya
licin, dan warna
daunnya hijau tua.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
a.
Daftar pustaka buku
Amintarti, Sri. Dan Arsyad, M. 2015
. Penuntun
Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
Van steenis,
C.G.G.J. 1991. Flora. PT. Pradaya
Paramita. Jakarta
b.
Daftar
pustaka gambar
Gambar. 1 Anonim a. 2015.Bambusa
sp 'Richard Waldron'.
Diakses 25
Februari 2015.
Diakses pada
25 Februari 2015.
Diakses pada 25 Februari
2015.
Gambar.
5 Anonim e. 2015. Wedelia Texana. http://www.sbs.utexas.edu
(online).
Diakses pada
25 Februari 2015.
Gambar.
6 Anonim f. 2015. Kalis Bagai Anyer di Daun
Keladi.
http://bidalmelayu.wordpress.com(online). Diakses pada 25 Februari 2015.
Gambar.
7 Anonim g. 2015. Berkenalan Dengan Pohon Bintaro.
http://suriani.co.cc(online). Diakses pada 25 Februari 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar